Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Air Terjun Ngleyangan Kisah Misteri dari Lereng Wilis

1 Mei 2023   05:00 Diperbarui: 1 Mei 2023   05:27 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air terjun Ngleyangan yang eksotik (sumber: dokpri)

Sebagai salah satu destinasi wisata Kota Kediri selain air terjun Sedudo yang ikonik. Air terjun Ngleyangan tampak gagah memecah rimbun rimba raya lereng Gunung Wilis yang mempesona. Tempatnya asing, dan jauh dari hiruk pikuk keramaian, layaknya lokasi wisata alam lainnya. Membutuhkan stamina khusus kiranya jika hendak berwisata ke lokasi ini.

Treknya pun lumayan menantang dari berbagai sudut estetik dan misteri yang tersembunyinya. Belum lagi, setiap jengkal tanahnya, nyaris tidak ada fasilitas penunjang bagi eksplorer yang datang kesini. Sepanjang rute, hanyalah jalan setapak yang tampak liat jika sudah terkena air embun dan hujan.

Berjarak sekitar 20 km dari Kota Kediri, wisata Air Terjun Ngleyangan kiranya dapat menjadi alternatif pemecah penat dikala lelah beraktivitas. Tepatnya di Desa Parang, Kabupaten Kediri. Sepanjang perjalanan kita sudah disuguhi dengan keindahan lereng Gunung Wilis yang selaras dengan keindahannya.

Pemandangan alamnya yang memukau, dan searah dengan jalur pendakian Gunung Wilis. Maka sudah tidak dipungkiri lagi tentunya. Apalagi ketika kita berada diantara hutan pinus dan cemara, yang berjajar rapih di beberapa spot sebelum masuk hutan. Yup, hutan belantara Wilis adalah jalan utama menuju air terjun yang fenomenal ini.

Masyarakat banyak yang mengenalnya dengan Air Terjun Sekartaji atau Dandang Gendis. Sebuah nama yang diambil dari seorang tokoh penting pada masa Kerajaan Kediri. Konon di air terjun ini adalah lokasi bertapa dan tempat tinggal seorang Resi Brahmaraja bersama anaknya Dewi Amisani.

Sedangkan Dandang Gendis adalah sebutan untuk Sri Kertajaya, putra mahkota dari Kerajaan Kediri yang terpikat dengan kecantikan Dewi Amisani. Selama beberapa waktu lamanya, Dandang Gendis bersama Dewi Amisani yang telah menikah, memutuskan untuk tinggal di daerah ini. Hingga pada suatu waktu Kerajaan Kediri datang menjemput mereka.

Sri Kertajaya pun kemudian didaulat menjadi seorang Raja Kediri. Dengan membawa kisah Lereng Gunung Wilis dalam sejarah percintaan mereka. Belum lagi kisah mengenai pergulatan Dandang Gendis ketika berupaya menaklukkan daerah ini (air terjun), dengan berbagai pertarungan mistisnya. Tentu akan panjang ceritanya.

Jadi, karena kesakralan lokasi ini, para pengunjung kiranya dapat berniat baik ketika hendak mengunjungi air terjun Ngleyangan. Mitos yang berkembang di masyarakat adalah, jika pengunjung punya niat buruk, maka akan ada keburukan yang mengintai selama perjalanan. Bahkan dikabarkan celaka, atau tertimpa musibah yang tidak diharapkan.

Air terjun Ngleyangan yang eksotik (sumber: dokpri)
Air terjun Ngleyangan yang eksotik (sumber: dokpri)

Membelah vegetasi hutan yang rimbun pun kerap menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi para pengunjung. Terlebih jika kabut atau kondisi hujan, jalan setapak akan berubah menjadi lumpur yang licin untuk dilalui. Disarankan juga untuk membawa perbekalan lebih ketika melakukan perjalanan menyusuri area ini, karena memakan kira-kira 1 hingga 1,5 jam perjalanan.

Walau terkadang ada warga yang menjajakan minuman di beberapa lokasi, namun jangan mengarap hal itu terjadi. Khususnya jika tidak dalam waktu liburan tiba. Nyaris tidak ada orang yang mengunjungi air terjun Ngleyangan ini. Maka banyak orang bilang, bahwa air terjun ini adalah surga dibalik awan yang tersembunyi.

Tentukan waktu yang tepat jika hendak berkunjung kesini. Kediri ada banyak destinasi wisata alam yang terbilang unik dan menarik untuk dapat dieksplorasi.

Lokasinya kira-kira berada pada ketinggian 800 mdpl, dengan tinggi air terjun sekitar 123 m. Terkadang ketika musim penghujan tiba, disarankan untuk tidak memasuki area air terjun. Banyaknya material lumpur yang jatuh, tentu akan berbahaya bagi para pengunjung. Bahkan ada cerita bahwa, beberapa tahun lalu, pernah ditemukan jasad seorang pendaki yang meninggal di lokasi ini.

Jadi, niat baik dan persiapan matang harus benar-benar dipikirkan ya sobat traveler. Agar tidak terjadi hal-hal yang buruk bagi kita ketika melakukan eksplorasi. Inilah salah satu dari jutaan pesona Indonesia dalam wujud eksotisme alamnya. Kiranya dapat sama-sama dilestarikan, dengan menjaga alam dari beragam kerusakan, demi anak cucu kita kelak.

Salam lestari, terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun