Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Liburan? Yuk Berpetualang ke Benteng Port Willem I

22 April 2023   16:00 Diperbarui: 22 April 2023   16:03 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini petualangan dimulai di Kota Ambarawa, Jawa Tengah. Kira-kira sekitar 1,5 km dari Monumen Palagan Ambarawa. Berdiri sebuah benteng kokoh peninggalan Belanda. Penduduk biasanya mengenalnya dengan Benteng Pendem. Lantaran posisinya berada agak terendam dari permukaan tanah (sawah).

Benteng ini diketahui telah berdiri sejak tahun 1827. Kala itu, Belanda memang tengah memperkuat posisinya di sentra wilayah Jawa Tengah. Posisi Ambarawa dianggap sangat strategis dalam menjaga segala bentuk perlawanan. Khususnya sejak Perang Jawa terjadi. Hingga masa Pergerakan Nasional, benteng ini seolah menjadi "teror" bagi pejuang Indonesia.

Hal ini karena benteng Port Willem I, dilengkapi dengan sistem penjara yang ketat. Selain kegunaannya sebagai tangsi militer dan gudang amunisi Belanda. Kalau di Surabaya ada gedung Kempeitai, di Ambarawa ada benteng Port Willem I. Banyak para pejuang yang pernah merasakan dinginnya penjara disini, seperti, Kyai Mahfud Salam. Beliau gugur ketika tengah ditahan di penjara ini, dan dimakamkan di luar komplek benteng.

Bagi sahabat yang tengah berlibur di Jawa Tengah, kiranya dapat mengeksplorasi wisata sejarah yang satu ini. Banyak spot yang keren untuk dibuat dokumentasinya. Apalagi pada beberapa titik, pernah dijadikan lokasi syuting film perang kemerdekaan.

Jelajah Benteng Port Willem I, tentu akan lebih menarik jika melibatkan tour guide. Banyak kisah dan fakta sejarah yang mungkin tidak kita ketahui dapat terungkap. Seperti pada kisah Pertempuran Ambarawa pada bulan Oktober 1945 silam. Secara militer kekuatan Sekutu tentu jauh superior. Namun, mereka berhasil dipukul mundur oleh para pejuang, yang kala itu dipimpin Soedirman.

Menurut informasi dari pengelola, jika ditotal, benteng ini sanggup menampung sekitar 12.000 pasukan, beserta persenjataan dan logistiknya. Lantaran strategi Supit Urang para pejuang yang berhasil mengepung Sekutu, akhirnya mereka memutuskan untuk mundur dari Ambarawa.

Tentu tidak lengkap rasanya, jika mengunjungi Kota Ambarawa, kita tidak sempatkan mampir ke benteng ini. Tempatnya asri, rindang, dan murah meriah. Tarif masuknya pun hanya Rp. 5000 saja, berikut parkir kendaraan. Namun, jika ada lebih, tentu akan lebih baik jika didonasikan kepada pengelola. Sebagai dukungan dalam membantu peremajaan dan menjaga situs sejarah ini.

Menikmati nuansa sejuk dibawah kerindangan pepohonan, jangan sampai tidak dilengkapi dengan sajian es kelapa muda. Beberapa penjaja minuman segar yang ada di sekitar benteng kiranya dapat menjadi referensi, demi dukungan kepada pelaku ekonomi mikro (UMKM). Apalagi ada beberapa penjaja kerajinan eceng gondok dari Rawa Pening. Dengan ragam hasil karya kerajinan lokal yang unik dan menarik sebagai buah tangan.

Sebenarnya dari Museum Kereta Api Ambarawa, lokasi benteng ini tidaklah jauh. Kita bisa berjalan kaki menuju RSUD Dr. Gunawan Mangunkusumo. Dari RSUD, kita tinggal menyusuri pematang sawah untuk dapat masuk melalui pintu Utara benteng.

Fyi, Benteng Port Willem I ini masih dipergunakan sebagai penjara remaja hingga kini. Namun hanya beberapa bagiannya saja, tidak secara keseluruhan menjadi bagian penjara aktif. Hal ini karena benteng ini adalah situs sejarah yang masih dilestarikan hingga kini. Sebagai area edukasi bagi generasi muda yang mungkin telah melupakan sejarah bangsanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun