Siapa yang tidak kenal dengan Candi yang eksotik ini. Situs sejarah ikonik yang berada di sekitar lereng Gunung Ungaran, Jawa Tengah. Selain Borobudur, candi ini memiliki kisah yang menarik untuk diulas. Songo yang artinya sembilan dalam bahasa Jawa, ternyata menyimpan sisi misterinya, lantaran konon ada candi ke sepuluh yang dipercaya masyarakat setempat masih tersembunyi secara gaib.
Ada banyak alternatif rute yang dapat dilalui jika hendak berkunjung ke situs sejarah Gedong Songo. Seperti melalui jalur darat via Semarang atau Ambarawa. Tinggal ditentukan saja, destinasi wisata apa saja yang hendak dikunjungi. Jawa Tengah memang terkenal dengan ragam wisatanya, yang kental dengan unsur sejarah Indonesia.
Misalnya, jika kita datang via Semarang, maka akan datang suguhan nuansa Kota Lama Semarang, sejak kita menjejakkan kaki keluar Stasiun Tawang atau Poncol. Selain itu banyak pula penginapan atau hotel yang memang memberi tawaran perjalanan wisata jika kita bertandang untuk beristirahat. Seperti pengalaman ketika menginap di Amaris Hotel, Jl. Pemuda. Lokasinya kira-kira sekitar 7 menit dari Lawang Sewu.
Beberapa pengemudi kendaraan online yang kerap mangkal di sekitar hotel pun tidak segan untuk memberi paket perjalanan wisata yang sangat terjangkau. Begitulah kiranya, ketika saya pribadi hendak berkunjung ke Gedong Songo dan lokasi wisata sejarah lainnya, di Semarang dan sekitarnya.
Namun, ada baiknya jika agenda wisata dapat disusun terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan. Agar destinasi yang akan dikunjungi sesuai dengan ekspektasi seperti yang dibayangkan. Selain perkiraan biaya yang tentunya juga dapat diperkirakan.
Gedong Songo sendiri berada di wilayah Ungaran, Kabupaten Semarang. Tepatnya di Dusun Candi, yang lokasinya tidak jauh dari Ambarawa di daerah selatan. Seperti diketahui, Ambarawa adalah kota perjuangan, yang tentunya sarat dengan destinasi wisata sejarahnya. Seperti Museum Kereta Api Ambarawa yang fenomenal.
Memilih waktu yang tepat ketika hendak ke Gedong Songo adalah kunci utamanya. Candi yang terletak di perbukitan ini memang kental dengan suasananya yang alami. Ada opsi yang dapat diberikan, jika hendak mengejar sunrise di area komplek Candi Gedong III, maka waktu pagi adalah yang terbaik melakukan perjalanan. Namun, biasanya perlu izin khusus jika hendak datang pagi setelah subuh.
Sebenarnya Candi Gedong Songo ini terdiri dari beberapa komplek candi yang berkelompok. Maka, sejak awal eksplorasi Belanda dahulu, area ini juga dikenal sebagai situs Candi Gedong Limo, ataupun Candi Gedong Pitu. Ditentukan dengan jumlah candi yang diketemukan secara berkala. Hingga kabar mengenai candi ke sepuluh pun beredar di masyarakat. Nah, konon candi ke sepuluh ini hanya dapat dilihat oleh orang-orang terpilih dan berhati bersih.
Ada baiknya, jika hendak mengunjungi semua lokasi, pengunjung dapat menggunakan jasa kuda. Kuda-kuda yang disediakan oleh warga setempat kiranya sangat membantu ketika melakukan tracking di perbukitan yang terjal. Walaupun sudah ada anak-anak tangga yang dibangun oleh pengelola. Namun, memberdayakan potensi lokal, tentunya dapat membangkitkan perekonomian masyarakat di sekitar candi.
