Imajinasi yang seketika mucul dalam wujud kesenangan kolektif bersama teman-teman sepermainan. Tidak tanggung-tanggung, biasanya diantara teman kita, ada yang membawa ketapel untuk berjaga-jaga. Suatu hal absurd yang kerap terjadi adalah ketika melintasi perkebunan warga, lantaran dianggap merusak tanaman, seringkali si pemilik mengejar anak-anak hingga berlarian.
Belum lagi jika secara tidak sengaja bertemu dengan kelompok lain yang juga sama-sama berpetualang. Posisi "saling serang" pun tak terelakkan secara spontan. Sikap "steling" atau tiarap layaknya seorang tentara seketika terjadi di kedua belah pihak. Walau akhirnya mereka berkumpul bersama, dan menceritakan kisah petualangannya masing-masing. Sambil makan bekal yang didapat.
3. Masak Masakan
Permainan ini biasanya di dominasi oleh anak-anak perempuan. Di setiap sore hari, mereka kerap berkumpul di sebuah lokasi yang dianggap memadai untuk "membuka" warung-warungan. Tak sekedar mempersiapkan berbagai alat masak seadanya yang diambil dari dapur rumah, juga dengan sayur-sayuran ataupun buah yang didapatnya dari lingkungan sekitar.
Biasanya anak-anak perempuan yang sedang asyik masak-masakan kerap menyodorkan hasil masakannya kepada anak-anak laki yang tengah bermain disekitar mereka. Jadi, seolah menjajakan dagangan hasil masakannya adalah sesuatu yang final. Apalagi sampai dapat pujian dari teman-temannya. Sebuah hal yang tentu saja membahagiakan bagi mereka.
Walau kerap memakai bahan baku masak alakadarnya, tetapi ini seakan dapat melatih anak perempuan mengeksplorasi lingkungan untuk dapat memahami berbagai jenis bahan baku makanan. Tidak jadi soal, bahan baku yang didapat merupakan bahan baku yang tidak masuk akal, semisal bunga atau kembang. Sekedar dapat terlihat cantik dalam penyajiannya, sudah membuat mereka bahagia.
4. Ular Naga Panjang/Ular-ularan
Banyak versi bagi permainan ini menurut daerahnya masing-masing, tetapi memiliki ciri yang sama dalam permainannya. Di daerah sunda dikenal dengan nama "oray-orayan", sedangkan di Sulawesi dikenal dengan nama "slepdur". Baik laki-laki atau perempuan sama-sama dapat bermain dengan skema berbaris mengular/memanjang sambil memegangi pundak temannya.
Dua teman yang kalah dalam undian menjadi penjaga yang harus dilewati sang ular dengan cara membuat semacam terowongan dari tangan. Nah, ketika berjalan mengular inilah nyanyian-nyanyian dapat dinyanyikan bersama-sama. Hingga di akhir nyanyian si penjaga akan menutup terowongan dengan cara menangkap temannya yang mengular.
Permainan ini dilakukan hingga semua peserta dapat tertangkap oleh penjaga. Untuk yang sudah tertangkap, biasanya menunggu sambil ikut bernyanyi bersama. Terkadang, ada semacam kesepakatan mengenai hukuman yang harus diterima. Entah bergantian menjadi penjaga, atau bergantian menjadi kepala ular (pemimpin).
5. Lompat Karet