Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kereta Api Indonesia: Kisah Kereta Kuda dari Jakarta

18 Februari 2023   16:00 Diperbarui: 18 Februari 2023   16:13 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah tram di Mester Cornelis (sumber: istimewa-KPG)

Nah, akibat "terdesak" terhadap pengoperasian lokomotif uap inilah yang secara lambat laun membuat BTM menyerah. Maka, NISM melalui NITM mengambil alih BTM untuk melakukan revolusi transportasi di Batavia. Kereta kuda pun langsung hilang di jalan-jalan utama Batavia.

Terlebih ketika jalur kereta Cikampek hingga Cirebon mulai dibahas oleh Pemerintah Hindia Belanda, maka tidak ada alternatif lain, bila moda transportasi kuno mulai diperbarui. Sebenarnya, pada jalur jalan raya Deandels, moda transportasi kereta kuda masih sangat dominan di masyarakat.

Mungkin hal tersebut juga sebagai opsi utama yang membuat pembukaan jalur kereta api lintas Cikampek sempat tertunda. Seperti yang dilansir melalui laman heritage.kai.id, rute utama yang menjadi target pembukaan jalur kereta api adalah di bagian selatan Jawa Barat. Meliputi rute Bandung, Sukabumi, hingga Kroya di Jawa Tengah.

Sementara, kisah kereta kuda di Batavia tetap menjadi legenda hingga memasuki tahun 1900an. Walau sempat mengemuka dalam buah bibir masyarakat Batavia, yang mulai kesal karena lokomotif uap NITM kerap mogok karena hujan. Lantaran, kuda tidak kenal panas dan hujan, tetapi loko uap, kerap bermasalah ketika hujan melanda.

Demikian kiranya kisah sejarah kereta api Indonesia di Batavia. Semoga bermanfaat, terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun