Cuaca siang ini sangat cerah. Matahari bersinar terik dan langit begitu terang saat aku berdiri di depan aula di SMAku yang dulu. Masa - masa SMAku muncul dalam benakku begitu saja saat aku memandangi aula dengan panggung di depannya. Aku membaca buku kecil yang baru saja kudapat dari ibu Sun.
5 tahun yang lalu
Rainie
Aku siswi kelas 2 SMA yang biasa - biasa saja, namun aku sangat mementingkan ego dan genksiku. Ada seorang cowok yang terus mengejarku selama satu tahun ini, namanya Sun. sun sangat baik, ia selalu memperhatikanku, menghiburku saat aku sedih, menemaniku saat aku kesepian, melindungiku, bahkan Sun tahu apa yang tidak kusuka dan kusuka.
Sun menyatakan perasaannya padaku saat pertengahan semester dan kutolak. Tapi ia tetap baik padaku, sampai aku heran dan bertanya padanya mengapa ia begitu mencintaiku padahal aku tak pernah mengacuhkannya, menjawab dengan ketus setiap pertanyaannya, tak pernah mengangkat teleponnya, tak pernah mau menemuinya saat ia datang ke rumahku, aku orang yang egois dan angkuh. Aku juga berkata bahwa aku tak akan pernah jatuh cinta padanya. Sun hanya menjawab dengan satu kalimat pendek, " itulah kamu, aku mencintaimu yang seperti itu." Aku benar - benar nggak mengerti dengan jalan pikirannya.
Sun
gue mencintai seorang gadis yang keras kepala. gue banyak berkorban buat bantuin dia menyelesaikan masalah - masalahnya. gue selalu hibur dia kalo dia sedih hanya karena masalah kecil, padahal gue sendiri punya masalah yang lebih besar, tapi rainie nggak pernah peduli apapun tentang gue. Dia nggak pernah luluh sama apapun yang gue perbuat untuk dia. Tapi gue mencintai dia yang seperti itu.
Rainie
Malam itu, ia datang ke rumahku. Aku tak mau menemuinya, aku tak mau dianggap cewek gampang. Tapi ia terus menunggu di depan rumahku sambil menatap jendela kamarku sampai akhirnya turun hujan. Kemudian aku membuka jendela kamarku dan berteriak padanya, " kenapa lu masih di situ?! Cepet pulang sana!" ia hanya tersenyum memandangku dan berkata, " gue cuma pengen liat lu." Kemudian ia melambaikan tangan dan pergi. Ya ampun, apa sih maunya tuh orang?
Sun
Malam itu, gue tahu dia lagi kesepian. karena kalo dia kesepian, dia akan berdiri di depan jendela menatap langit, dan Ia melakukannya malam itu. Karena dia kesepian, gue nemenin dia walau hujan turun deras. Gue berharap dia membuka jendela dan berteriak ke gue. Karena saat dia melakukan itu, gue tahu dia terus merhatiin gue dari balik jendelanya.