Mohon tunggu...
Novita Candra P
Novita Candra P Mohon Tunggu... Guru - IAIN PONOROGO

Hello, saya Novita. Life Style blogger yang sedang belajar banyak hal. Yuk, saling bertukar pengalaman lewat curahan tulisan :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bolos Sekolah Menjadi Kendala yang Tidak Ada Ujungnya

2 Maret 2024   09:45 Diperbarui: 2 Maret 2024   09:51 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bolos sekolah seakan menjadi permasalahan bagi institusi sekolah yang tidak ada ujungnya. Pada zaman seperti ini, kenakalan seorang siswa sudah tidak bisa terbendung lagi. Beberapa dari mereka seakan sudah tidak memiliki ketakutan sama sekali dengan apa yang sudah diperbuatnya. Bolos sekolah adalah salah satu dari kenakalan anak remaja saat ini.

Banyak faktor yang menyebabkan siswa lebih memilih bolos sekolah daripada mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sejatinya Sekolah bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, mencari keberadaan siswanya, dan berkomunikasi dengan orang tua. Faktor penyebab perilaku membolos siswa pada hakikatnya tidak hanya berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (internal) melainkan dapat juga disebabkan oleh faktor eksternal seperti lingkungan sekolah dan keluarga.

Faktor internal yang menyebabkan perilaku membolos meliputi :

  • Siswa membolos sekolah karena ada tugas yang belum terselesaikan.
  • Ketidakmampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
  • Kurangnya motivasi belajar pada siswa.
  • Ketakutan akan ancaman ( bullying )

Sedangkan, faktor eksternal yang menyebabkan perilaku membolos meliputi :

  • Keluarga
    Banyak keluarga yang masih memerlukan bantuan anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas di rumah, bahkan tidak jarang pula terlihat ada anak didik yang membantu orang tuanya mencari nafkah. Kedua, sikap orang tua. Sikap orang tua yang masa bodoh terhadap sekolah, yang tentunya kurang membantu mendorong anak untuk hadir ke sekolah. Orang tua dengan mudah memberi surat keterangan sakit ke sekolah, padahal anak membolos untuk menghindari ulangan.
  • Sekolah
    Hubungan siswa dengan sekolah dapat dilihat dari siswa lain yang menyebabkan ia tidak senang di sekolah, lalu membolos. Atau bisa jadi tidak senang ke sekolah karena tidak senang dengan gurunya maupun mata pelajaran tertentu. Selain itu juga ketika ada masalah pribadi dengan teman di kelasnya bisa menjadi penyebab siswa membolos sekolah.

Dampak Perilaku Membolos

Pertama, siswa yang sering membolos sekolah akan mengalami kegagalan dalam pelajaran. Kedua, selain mengalami kegagalan belajar, siswa tersebut juga akan mengalami marginalisasi atau perasaan tersisihkan oleh teman-temannya. Ketiga, dampak dari perilaku membolos yang sering dilakukan yang lebih parah siswa dapat tidak naik kelas bahkan bisa dikeluarkan dari sekolah.

Tapi terkadang sekolah sering menyatakan bahwa pengawasan dalam keluarga dan di rumah sebagai penyebab dari siswa yang bolos sekolah. Remaja yang bolos sekolah sering melaporkan masalahnya ke sekolah sebagai penyebab dari pembolosan misalnya, hubungan yang buruk dengan guru, kelas yang membosankan, dan kurangnya minat di sekolah. Serta, peran kita sebagai pendidik tentu hal ini akan menjadi perhatian khusus jika ada siswa di sekolah yang sering membolos maka sekolah pun akan segera bertindak strategi apa yang tepat untuk menangani perilaku membolos siwa. Semoga artikel ini bermanfaat.

Akan tetapi pihak sekolah dapat mencegah hal ini agar tidak terjadi, meskipun tidak menuntaskan permasalahan setidaknya sudah meminimalisir banyaknya siswa untuk bolos sekolah. Peran sekolah dimulai dengan menjelaskan tentang kebijakan kehadiran siswa di sekolah secara jelas dan menjunjung tinggi kebijakan tersebut. Sekolah juga perlu menyimpan catatan yang tepat, mengkomunikasikan masalah kepada orang tua, dan bekerja untuk memperbaiki kondisi yang buruk di sekolah. Pada intinya pihak sekolah dan orang tua harus saling bekerjasama dalam memonitor anaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun