Mohon tunggu...
Novitaa Ramaddini
Novitaa Ramaddini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa: Pendidikan Bahasa Indonesia

Kalau Anda hebat, bagaimana dengan saya?

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Di Balik Tirai Malam

26 November 2023   10:19 Diperbarui: 26 November 2023   10:28 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku percaya bahwa ada setan mengikutiku," pria itu berucap dalam nada  penuh keyakinan. "Mereka ingin membungkam suara-suara di kepalaku!"

Dia mencoba mencerna cerita aneh itu. Dia tahu bahwa penulis sering memiliki khayalan dan keanehan mereka sendiri, tetapi cerita pria ini terasa lebih dari sekadar itu. Dia menaruh hati-hati, mengkhawatirkan keadaan yang belum diketahuinya.

Ketika mereka mencapai persembunyian sementara di tempat terpencil, rumah tua di pinggiran kota yang tampaknya terlupakan oleh dunia, dia merasa perlu mencari tahu lebih lanjut atas semua keanehan yang terlihat dari pria misterius itu.

Dia memeriksa sekeliling rumah dan menemukan beberapa barang membingungkan; buku-buku kuno, catatan-catatan aneh, dan gambar-gambar makhluk menyeramkan. Sepertinya rumah tua itu adalah milik pria misterius, terlihat dari gelagatnya yang tampak santai seolah dialah pemiliknya.

“Kau tau, setan-setan itu terus mengejarku dan mencaci tulisan burukku. Padahal merekalah yang buruk dan bajingan!” ucap pria misterius yang terus saja meracau hal-hal aneh.

Namun, malam semakin larut, dan suasana semakin aneh. Pria itu terus berbicara tentang konspirasi besar yang melibatkan penulis-penulis terkenal. Dia mulai merasa bahwa dia terlalu dalam mengikuti dunia pria itu. Terasa sangat gila.

"Ada sesuatu tersembunyi di balik semua ini," gumamnya, menelisik barang-barang aneh di rumah tua.

Di tengah perbincangan dengan pria misterius, tiba-tiba saja dia  tidak sengaja menyenggol sesuatu, "Ini benar-benar aneh," dia berbisik, matanya terpaku pada halaman-halaman buku usang yang mungkin saja itu adalah tulisan tangan si pria misterius.

“Ah, aku mengantuk sekali. Aku akan tidur sebentar sebelum melanjutkan cerita lagi,” ucap pria misterius seraya membaringkan tubuhnya di sebuah sofa usang ruang tamu.

Ini adalah kesempatan dia untuk menyelidiki semua kejanggalan. Kemudian, dengan langkah hati-hati, dia melakukan penelusuran ke sebuah ruangan yang menarik perhatiannya. Di sana, di bawah sehelai tirai lusuh, dia menemukan sebuah kotak kayu tua tak terkunci. Dia menggigil ketika merasa ada sesuatu di dalam kotak tersebut, bisa saja menjadi kunci misteri pria itu.

Saat dia membuka kotak tersebut, matanya membesar ketika menemukan berkas-berkas dokumen menunjukkan bahwa pria itu adalah seorang pasien dari rumah sakit jiwa yang terkenal di kota. Sebuah surat medis terlipat rapi menjelaskan bahwa pria itu dikenali sebagai John Doe, seorang pasien dengan gangguan psikotik parah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun