Mohon tunggu...
Novita Maria
Novita Maria Mohon Tunggu... Penulis lepas -

infodanproduk.com http://gudanginfodanproduk.blogspot.co.id/ Email : novitamariagassner@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Penghapus

17 Juli 2015   02:31 Diperbarui: 17 Juli 2015   09:46 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pensil : "Maafkan aku Penghapus..."

Penghapus : "Maafkan aku??untuk apa Pensil?? Kamu tidak melakukan kesalahan apapun kepadaku..."

Pensil : "Aku minta maaf karena aku telah membuatmu terluka. Setiap kali aku melakukan kesalahan, kamu selalu berada disana untuk menghapusnya. Namun setiap kali kamu membuat kesalahanku lenyap, kamu kehilangan sebagian dari dirimu. Kamu akan menjadi semakin kecil dan kecil setiap saat..."

Penghapus : "Hal itu memang benar...Namun aku sama sekali tidak merasa keberatan. Kau lihat, aku memang tercipta untuk melakukan hal itu. Diriku tercipta untuk selalu membantumu setiap saat kau melakukan kesalahan. Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru. Aku sungguh bahagia dengan peranku. Jadi tolonglah, kau tak perlu khawatir. Aku tidak suka melihat dirimu bersedih apalagi menangis. Biarlah derita untuk ku dan bahagia untukmu, wahai Pensil..."

Si Penghapus adalah Orang Tua kita. Dan si Pensil adalah diri kita sendiri. Orang tua akan selalu ada untuk anak-anaknya. Untuk memperbaiki kesalahan anak-anaknya. Namun, terkadang, seiring berjalannya waktu. Orang tua akan terluka dan akan menjadi semakin kecil, bungkuk dan renta kemudian ditinggalkan. Walaupun anak-anak pada akhirnya akan menemukan seseorang yang baru sebagai kawan hidup yang saling menguatkan satu sama lain (Suami atau Istri), Namun, orang tua akan selalu tetap merasa bahagia atas apa yang telah mereka lakukan terhadap anak-anaknya dan akan selalu merasa tidak suka bila melihat buah hati tercinta mereka merasa khawatir ataupun sedih.

Kelak suatu hari nanti, yang tertinggal hanyalah segala kenangan tentang si Penghapus. Dedikasinya kepada kita, Pensil-pensil kecil yang tak kenal lelah dan pamrih. Kiranya, hanya Tuhan Yang Maha Pengasih yang bisa membalas budi Penghapus.

Untuk semua Penghapus, orang tua kita semua, salam takdzim dari kami semua, anak-anak yang pernah menjadi Pensil-pensil yang gemar mencorat-coret lembaran hidup. Kami sungkem berlutut. Mohon ampunilah kami lahir dan bathin. Selamat Iedul Fitri, Indonesia! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun