Istilah alergi digunakan pertama kali digunakan oleh Clemens von Pirquet tahun 1906. Alergi, suatu reaksi tidak wajar atau respon berlebihan dari sistem pertahanan tubuh untuk melawan zat-zat tertentu yang masuk kedalam tubuh. Alergi bisa berupa gatal, mual, ataupun pusing bahkan sesak napas.
Alergi mengkonsumsi susu sapi bisa berakibat tidak optimalnya tumbuh kembang anak. Hai ini mencuat saat Nutrisi Untuk Bangsa (NUB) Sarihusada (http://www.sarihusada.co.id/) menggelar Nutritalk sekaligus meluncurkan situs kenalialergi.com (Borobudur Hotel, 7/8/15). Adalah Prof. Yvan Vandenplas, pakar Gastroenterologi (Saluran cerna makanan) dari Vrije Universiteit Brussel Belgia menyatakan, "Prevalensi anak di dunia yang menderita alergi susu sapi semakin meningkat karena berbagai hal. Penelitian membuktikan, penderita alergi susu sapi mengalami gangguan pertumbuhan dan juga mudah mengidap berbagai penyakit pada tahapan kehidupan selanjutnya, pasca periode tumbuh kembang."
Menurut Vandenplas, pemberian nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan merupakan tonggak penting yang langsung mempengaruhi tumbuh kembang tubuh, otak, sistem pencernaan, dan daya tahan atau sistem kekebalan. 1000 hari pertama dihitung sejak Fase kehamilan selama 9 bulan atau 270 hari + 365 hari tahun pertama + 365 hari tahun kedua. Atau dengan kata lain, anak memerlukan pemberian gizi optimal selama 2 tahun pertama sejak kelahirannya dan Sebaik-baiknya nutrisi untuk anak selama 2 tahun adalah ASI (Air Susu Ibu), hal ini sesuai dengan pandangan Al Qur'an “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya.” {Al-Baqarah : 233}
Bila bayi alergi pada susu sapi, orangtuanya jangan ikut-ikutan alergi memberi bayinya air susu. Vandenplas menjelaskan, "Pemberian susu kedelai dapat dijadikan alternatif yang aman, efektif, mudah didapatkan, rasanya enak dan terjangkau. Pemberian susu kedelai akan meniadakan resiko dampak jangka panjang yang timbul karena bayi tidak bisa/alergi mengkonsumsi susu sapi. Susu kedelai nyaris memenuhi semua unsur zat gizi yang dibutuhkan tubuh kala bayi tak lagi bisa mendapat asupan ASI ataupun susu sapi."
¤
Olivier Pierredon, Presdir Sarihusada menambahkan, "Sarihusada" memiliki komitmen mendukung upaya-upaya pemenuhan gizi anak Indonesia. Termasuk, anak-anak yang mengalami kondisi khusus seperti alergi pada protein susu sapi. Sarihusada sengaja menghadirkan pakar gizi internasional guna mengedukasi masyarakat agar bertambah pengetahuannya tentang alergi, gejalanya berikut cara menanggulanginya. Sebagai pelengkap guna mengawal berjalannya misi edukasi agar siapapun bisa berinteraksi sepanjang waktu, Sarihusada juga meluncurkan situs non profit "kenalialergi.com"
....................................III........................................
http://gudanginfodanproduk.blogspot.co.id/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H