Mohon tunggu...
Novita Maria
Novita Maria Mohon Tunggu... Penulis lepas -

infodanproduk.com http://gudanginfodanproduk.blogspot.co.id/ Email : novitamariagassner@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketum Bamus Betawi, "Adili Pimpinan Myanmar Sebagai Penjahat Perang!"

7 September 2017   16:29 Diperbarui: 7 September 2017   22:46 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ribuan Massa pendemo kedubes Myanmar meluber hingga Bundaran Hotel Indonesia (Rabu, 6/9)

Konflik antara etnis Rohingya dan mayoritas penduduk Myanmar yang mayoritas beragama Budha sampai hari ini masih terus terjadi. Tak terhitung sudah berapa ribu warga Rohingya terlunta-lunta mengungsi ke negara lain, termasuk Indonesia.

Simpati dalam bentuk protes berdatangan dari masyarakat berbagai penjuru dunia, Vatikan, Turki dan tentu saja dari masyarakat Indonesia seperti yang terlihat pada demo rabu (6/9) kemarin yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang bergabung dalam Bamus Betawi, FPI, Pemuda Pancasila dan juga banyak lagi dari gerakan-gerakan mahasiswa islam. Demonstarsi di kedubes Myanmar jalan Cik Ditiro dihadiri ribuan orang hingga massa meluber memenuhi Bundaran Hotel Indonesia Kempinski.

Di Myanmar, etnis Rohingya tak pernah diakui sebagai warga negara. Mereka kesulitan memperoleh akses kesehatan, pendidikan dan perumahan yang layak. Pembunuhan dan kekerasan seolah sudah menjadi biasa.

Ketua Umum Bamus Betawi, Bang Oding ketika melepas pimpinan demo dari berbagai ormas pendukung (Betawi Store IRTI Monas)
Ketua Umum Bamus Betawi, Bang Oding ketika melepas pimpinan demo dari berbagai ormas pendukung (Betawi Store IRTI Monas)
Prihatin, marah dan didorong oleh rasa solidaritas sesama etnis muslim yang bermukim dalam kawasan Asia Tenggara, bertempat di Betawi Store Komplek IRTI area Lapangan Merdeka Monas, Ketua Umum Bamus Betawi Bang Oding (H. Zainuddin) dalam sambutannya ketika melepas pimpinan puluhan ormas yang bergabung dalam wadah Bamus Betawi yang menerjunkan anggotanya untuk turut berdemo menyatakan, "Kekerasan dan kekejaman terhadap ras dan diskriminasi etnis adalah musuh utama bagi umat manusia seluruh dunia. Apa yang terjadi di Rakhine merupakan kejahatan luar biasa dan kebiadapan tertinggi terhadap kemanusiaan. Bamus Betawi dan setiap ormas yang bergabung, mengutuk keras penindasan milter Myanmar terhadap etnis Rohingya. Pimpinan Myanmar pantas diadili sebagai Penjahat Perang dan Genocider!"

Senada dengan Bang Oding, kordinator aksi Bamus Betawi Bang Boim (M. Ridwan) yang dijumpai di seputaran bunderan HI, seusai orasi mengharapkan agar penghargaan Nobel Perdamaian Dunia segera dicabut dari tangan pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi. Bang Boim menegaskan, "Suu Kyi tak pantas lagi mengemban semangat Nobel Perdamaian. Tragedi yang terjadi atas Rohingya menunjukan pada kita siapa sesungguhnya, Suu Kyi. Sudah selayaknya Indonesia secepatnya mengusir pulang Dubes Myanmar dan menarik Dubes kita dari Naypyidaw, ibukota Myanmar!"

Bang Boim (tengah, baju hitam) pimpinan aksi Bamus Betawi Save Rohingya
Bang Boim (tengah, baju hitam) pimpinan aksi Bamus Betawi Save Rohingya
Sementara kekerasan masih terus terjadi di Rakhine Myanmar, massa pendemo kedubes Myanmar, Jakarta berangsur bubar usai menjelang pukul 4.30 sore.

*****###*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun