Tidak Mungkin, BKPM sebagai Badan Kordinasi Enggan Koordinasi!

Utama PT. Profajar Eksibit Internasional, Zaidin A. Zaiti selaku penyelenggara Indonesia Invesment Week - Singapore Chapter (IIW-SC) dalam press releasenya mengumumkan penundaan penyelenggaraan kegiatan tersebut yang seharusnya dijadwalkan pada tanggal 6 - 8 September 2017 di Marina Bay Sands Singapore, akhirnya ditunda menjadi 4 - 6 Desember 2017 mendatang. 

Zaidin mengaku telah mengantongi restu dari berbagai instansi terkait sebagaimana yang terbaca pada press releasenya, diantaranya :

1. Komite Ekonomi Dan Industri Nasional, nomor surat : S-98/KETUA-KEIN/09/2016
2. KBRI di Singapura, nomor surat : 136/KEPPRI/XII/2016
3. Kementerian Perindustrian RI, nomor surat : 237/M-IND/5/2017
4. Kementerian Koperasi dan UKM, nomor surat : 17/DEP.3/1/2017
5. Kementerian Koordinator Maritim RI, nomor surat : 241/DIV/MARITIM/IV/.2017
6. Kementerian Dalam Negeri RI, nomor surat : 005/1282/SJ dan, 510/1588/BANGDA
7. Kementerian Perdagangan RI, nomor surat :17/PEN/SD/01/2017
8. Kementerian Pertanian RI, nomor surat : B200/HM.150/A/01/2017
9. BKPM RI, nomor surat : 10/A.6/2017
10. Dan, Asosiasi-asosiasi pelaku usaha terkait 

Mencermati banyaknya restu dari instansi-instansi terkait, kelihatannya untuk keperluan mendapatkan restu-restu 'Maha Penting' itu, Zaidin telah 'bergerilya' setidaknya selama satu tahun, mulai 2016 hingga pertengahan 2017 ini. 

Zaidin A.Zaiti

Masih menurut Zaidin, BKPM beberapa waktu lalu telah mengeluarkan surat bernomor : 331/A.6/2017 yang mana isinya bisa mengesankan pihak penyelenggara sebagai pihak yang tak bertanggungjawab. Dalam hal ini, boleh jadi Zaidin jadi kelabakan. Mau tidak mau, lebih baik penyelenggaraan event ditunda. 

img-20170907-070033-jpg-59b08cbfca035070117a7584.jpg

Keterangan Pers PT. PEI

Tetapi, meskipun Zaidin 'kebakaran jenggot' kemudian beliau mengirim press release kesana-sini (4/9/17) dengan maksud membersihkan nama baik demi suksesnya penyelenggaraan event IIW Singapore Chapter 2017 yang rencananya mengundang investasi besar ini, pernyataan Zaidin tetaplah boleh diragukan. Apa pasalnya? 

Berikut adalah hal-hal meragukan itu, :

1. Hadirnya Investasi dari luar tidak sekonyong-konyong saja tapi, perlu orang yang berani melakukan terobosan dan inovatif seperti si Zaidin itu. Masa iya, BKPM dalam meningkatkan penanaman modal di dalam negeri tidak memerlukan kreativitas warga negara? Masa sih, BKPM malah lebih perlu dibantu oleh orang-orang pasif lagi miskin inovasi?
2. Masa iya, jika Zaidin telah mendapatkan restu dari berbagai instansi terkait yang mana, warga negara lain belum tentu bisa mendapatkan restu-restu 'Maha Penting' itu, Zaidin malah dikesankan sebagai pihak yang tidak bertanggungjawab oleh sepucuk surat BKPM? Lalu, masa iya BKPM untuk meningkatkan investasi malah memerlukan orang-orang yang 'slonong boy'? 
3. Masa iya, Zaidin yang sigap melakukan kordinasi sana sini itu tidak didukung oleh BKPM sebagai badan kordinasi? Masa iya, BKPM lebih terbantu dengan orang yang enggan berkordinasi?
4. Mencermati restu yang begitu banyak, Zaidin sepertinya sudah mengaplikasikan dalam kerja nyatabeliau, apa itu yang dimaksud dengan kerja bersama! Masa iya, BKPM tidak memberikan respon positif terhadap Zaidin sebagai pihak yang telah mengaplikasikan sebentuk dari apa yang disebut kerja bersama itu? Masa iya, BKPM lebih tanggap terhadap bentuk-bentuk penerapan dari aksi one man show? 

Semua hal yang meragukan itu dengan hakul yakin secara bersama-sama bisa dijawab dengan kalimat : Tidak mungkin BKPM sebagai badan kordinasi malah enggan berkordinasi!

Awas, BKPM adalah badan sangat terhormat yang bukan berisikan orang-orang idiot, lho! 

Mungkin, Zaidin hanya sedikit kurang bisa menafsirkan tingkah polah dan karakter para pengemban amanah rakyat terutama, para orang penting pengambil kebijakan yang bertugas di BKPM. Bagaimanapun, Zaidin harus koreksi diri, harus tahu santun dan lebih paham, siapa Tuan Besar lembaga BKPM! 

........*****.......