Jika saya bertanya, kira-kira siapakah manusia Indonesia yang layak mendapat julukan sebagai “Manusia Setengah Dewa,” saya yakin, jawaban yang akan saya peroleh pasti sangat beragam. Sukarno? Atau mungkin Suharto? Atau Gus Dur mungkin? Tidak ada? Tapi, jika saya menanyakan pertanyaan yang serupa di Cina, yakni siapakah manusia yang pernah hidup di Cina yang layak dengan julukan “Manusia Setengah Dewa,” saya yakin akan mendapat jawaban yang nyaris seragam, satu nama, Mao Zedong.
Ketika saya berkesempatan berkunjung ke Beijing, saya perhatikan, di hampir setiap tempat penjualan souvenir, saya selalu menemukan gambar sosok yang sama. Di mana pun, entah itu berupa kaos, topi, lukisan, hiasan dinding, patung, gantungan kunci hingga pin yang hanya sebesar kepingan uang logam. Sebenarnya tidak hanya itu, seperti halnya mata uang kertas RI yang bergambarkan sosok pahlawan nasional, demikian juga dengan mata uang kertas Cina, bedanya jika pada uang kertas Rupiah satu dengan yang lain bergambar sosok yang berbeda, sementara pada uang kertas Yuan pecahan 1, 5, 10, 20, 50 dan 100 atau dengan kata lain hampir semua bergambar sosok yang sama, siapa lagi kalau bukan Mao Zedong.
Jangan tanya soal patung tokoh pemimpin Cina yang satu ini. Patung figur Mao dengan berbagai ukuran tersebar hampir di berbagai penjuru Cina. Patung pertama dibangun pada tahun 1952 di Xinjiang. Tahun 1967 berdiri patung Mao di Tsinghua University. Akhir tahun 70-an dibuat patung stainless steel setinggi 20 meter bertempat di Chongqing Medical University yang merupakan patung Mao tertinggi. Kemudian di Beijing PLA Institut Politik, replika patung yang di Tsinghua University di provinsi Heilongjiang,lalu di provinsi Guizhou, Fudan University di Shanghai, pulau Juzi di Changsha hingga Tibet.
Patung Figur Mao Muda di Pulai Juzi, Changsha
Tapi ada apa dengan orang ini? Bagaimana bisa terjadi pengkultusan individu sampai sedemikian rupa? Sebegitu besarkah pengaruh sosoknya terhadap sejarah bangsa Cina?
Secara kebetulan, jawabannya saya peroleh setelah saya membaca China Daily, edisi 31 Juli 2011, dengan headline ”The Mao Legacy”. Ternyata memang benar, begitu besar penghargaan, kecintaan, kebanggaan serta penghormatan rakyat Cina pada seorang Mao Zedong. Bahkan setelah 30 tahun lebih sepeninggal Pendiri Partai Komunis, Pemimpin Revolusi Kebudayaan sekaligus salah seorang pengubah arah sejarah bangsa Cina ini.
Berlatar belakang The Forbidden City adalah Tugu Peringatan 90 Tahun Partai Komunis Cina
Berikut beberapa pendapat yang saya cuplik langsung dari China Daily mengenai apa arti Mao Zedong bagi bangsa Cina sekarang ini.
”Pada suatu malam, dua tahun lalu. Saya dan teman saya kebetulan pulang kerja lebih awal dan saya mengajaknya untuk ke Tian’an men yang jaraknya sebenarnya sangat jauh dari tempat saya bekerja. Kami pun naik bus menuju ke sana. Begitu tiba saya merasa sangat terharu dan tidak bisa berhenti menangis bahwa saya pada akhirnya bisa meilhat Pemimpin Mao (read: potret besar yang tergantung di atas pintu gerbang Forbidden City). Saya menceritakan pengalaman tersebut kepada keluarga saya, dan mereka sama terharunya dengan saya.” (Liu Shaoyun, 30)
”Saya sangat bangga dengan Pemimpin Mao, apalagi kami berasal dari provinsi yang sama, Hunan. Ini kali kedua saya mengunjungi Musoleum Mao, tapi saya masih tetap merasa antusias.” (Zhu Bing, Pelajar SMU)
”Guru memberitahukan kepada kami bahwa Pemimpin Mao adalah orang besar. Setelah saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri, sekarang saya bisa menyebutkan perbedaan antara Pemimpin Mao yang ’asli’ dan yang ’palsu.’ (Li Yi, 9)
”Memang tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian periode sejarah telah terkikis dari ingatan kami. Tidaklah mungkin, kami generasi muda bisa merasakan hal yang sama dengan orang-orang tua kami mengenai Pemimpin Mao. Tapi saya pikir penting untukmemelihara bangunan-banguan berserajah dan patung-patung Pemimpin Mao sehingga generasai yang akan datang bisa memiliki persepsi langsung tentang sejarahnya.” ( Yao Liang, 27, Mahasiswa Pasca Sarjana di Beijing Normal University)
Dari beberapa pendapat di atas nampak sekali bagaimana besarnya pengaruh Mao Zedong terhadap bangsa Cina, bahkan hingga sekarang. Lebih jauh lagi, berdasarkan survei tahun 2008 yang dilakukan oleh Horizon Researh Consultancy Group yang berbasis di Beijing, menunjukkan bahwa 11,5 persen dari rakyat Tiongkok di 40 kota di Cina menyembah patung Mao di rumah mereka. Dengan menyembah patung Mao, mereka mengharapkan berkah serta kelancaran dalam karir, studi, keberuntungan dan kehidupan. (Saya cuma geleng-geleng ketika membacanya)
Terlepas dari segala kontroversi di dalamnya, sosok Mao mungkin berarti banyak bagi beragam orang, di Cina setidaknya, hal tersebut merepresentasikan sebuah warisan yang sepertinya akan bertahan untuk kurun waktu yang sangat sangat lama.
Bagaimana dengan warisan nenek moyang kita? Akankah mampu bertahan?
Sumber : China Daily 中国日报
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H