"Dialah yang Maha Hidup, tidak ada Tuhan selain Dia. Maka sembahlah Dia dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam." (Q.S Ghafir: 65)
Ketiga, mengikuti sunah Nabi SAW.
"Barang siapa yang beramal tidak mengikuti perintah kami, maka akan ditolak." (HR Muslim).
Terkait syarat yang kedua, agar amal perbuatan diterima adalah ikhlas.
Seringkali terlintas di dalam benak kita, karena diri kitalah sesuatu itu terjadi atau karena diri kitalah kebaikan itu datang, dan seterusnya.
Padahal, takkan bisa sempurna keikhlasan suatu amal apabila kita masih merasa bahwa diri kita lah yang semata-mata berbuat baik, tanpa berfikir bahwa ada campur tangan Allah di dalam perbuatan tersebut. Pikiran yang kacau, jiwa yang tertutupi ujub dan riya' membuat tabir antara hati dengan cahaya Nya semakin tebal. Tabir itu merintangi ketauhidan yang murni.
Amal harus dikerjakan dengan tulus dan ikhlas, semata karenaNya. Jika kita telah mampu mengerjakan amal dengan hati yang bersih dan ikhlas maka bersyukurlah, karena ikhlas itu pada dasarnya bukan dari diri kita, melainkan anugrah dari Allah swt.
"Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya." (Qs. An Nisa : 175)
* Wallahu a'lam bisshawab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H