Oleh: Novita Ekawati
____________________
Seseorang seringkali terjebak pada keadaan yang membuatnya bingung jalan mana yang harus dipilih ketika menyampaikan kebenaran. Ada yang sulit menyampaikan, ada juga berani tanpa rasa takut dan segan ketika menyampaikan sesuatu kepada orang yang dikenal maupun tidak.
Semua itu tergantung pada kemampuan dan kemauan seseorang dalam menyampaikan sesuatu dalam perkataan atau verbal. Hal ini bisa diasah dari pengalaman dan pemahaman. Semakin banyak yang diketahui semakin banyak pula yang ingin disampaikan karena begitulah ilmu yang dilandasi tsaqofah yang merupakan konsep pemikiran dan pandangan hidup atas suatu ideologi tentang alam semesta, Â manusia dan kehidupan.
Namun sejauh mana keberanian itu bisa diraih diperlukan keberanian yang dilandasi keimanan yang kokoh, sebagaimana firman Allah ta'ala,
"Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan /ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung." (Al-Imron 104).
Menyampaikan kebenaran memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, ini bukan menjadi penghalang bagi kita untuk tidak menegakkan kebenaran.Â
"Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat" (HR. Bukhari)
Termasuk ketika menyampaikan kebenaran terhadap penguasa yang dzalim,
"Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran terhadap penguasa yang zalim" (HR. Abu Dawud & Ahmad)