Mohon tunggu...
Novita Ekawati
Novita Ekawati Mohon Tunggu... Guru - Pengajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengajar dan aktivis muslimah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saat Realita Tak Sesuai Harapan

27 November 2022   09:57 Diperbarui: 27 November 2022   10:02 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Novita Ekawati

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (Qs. Al Baqarah : 216)

Kadang kita bertanya, kenapa tidak adil kehidupan ini pada kita. Sering kita berharap sesuatu sedangkan yang diharap tak kunjung juga terkabul dan terwujud. Sedangkan di sisi lain kehidupan membuat kita sering pada akhirnya harus menerima keadaan yang terjadi dengan ikhlas hati atau dengan kekecewaan yang sangat mendalam.

Sudah bisa difahami bahwa hidup memang tak selamanya harus seperti apa yang kita inginkan, namun bukan berarti kita tidak punya iman untuk selalu bersyukur atas apa yang sudah Allah berikan untuk hidup kita. Jadi bisa dipastikan semua yang terjadi dalam kehidupan kita sudah di atur dan diberikan yang terbaik untuk hidup kita.

Contoh saja, ketika kita berfikir bahwa hujan adalah rahmat, namu di saat banjir melanda kita menyalahkan hujan yang terlalu deras dan lama. Atau di saat kemarau datang, kita senang karena semua aktivitas berjalan lancar tanpa kendala banjir atau apapun karena cuaca cerah dan seterusnya, tapi saat kemarau panjang, hujan tidak turun air menjadi sulit dan semua jadi kering.

Kita lantas kecewa dengan semua pemberianNya.

Betapa tidak sopannya kita pada Allah yang Maha Pemberi Rezki (ar Rozzaq), yang sudah memberikan segalanya buat hamba-hambaNya. Masih lantas dirasa kurang, dirasa tidak cukup, dan lain sebagainya. Semua karena sebenarnya hati kita yang tidak luas untuk menerima apapun pemberianNya.

Kita terlalu banyak memilih ini dan itu tanpa melihat bahaya dan mudharat yang sebenarnya sudah Allah lepaskan dari kita ketika ketetapanNya telah ditentukan. Wajar pada akhirnya ketika melanggar aturanNya maka mudharat atau bahaya itu datang menghampiri kita.

Sudah waktunya kita berfikir apakah kita lebih banyak bersyukur atas nikmatNya, atau lebih banyak kufur terhadap nikmat-nikmatNya.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Qs. Ibrahim : 7)

"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (QS. Ibrahim: 34)

wallahu a'lam bis shawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun