Mohon tunggu...
NOVITA SARI
NOVITA SARI Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi Magister Akuntansi Universitas Pamulang

Menulis adalah membagi rasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Religiusitas Auditor Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit?

18 September 2023   20:49 Diperbarui: 20 September 2023   12:23 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Religiusitas adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan derajat atau tingkat ketekunan, keterlibatan, atau kepercayaan seseorang terhadap agama atau praktik keagamaan.

Religiusitas memiliki peranan penting di dalam pembentukan pribadi seseorang yang senantiasa bersedia untuk melakukan pemantauan diri (self monitoring) sebagai introspeksi diri atas tindakan dan tingkah laku yang dilakukan. Munculnya sikap pemantauan diri (self monitoring) ini terbentuk dari adanya perasaan bahwa di luar sana ada kekuatan yang Maha Besar yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sang Maha Melihat, yang mampu mengetahui setiap isi hati, ucapan, dan tingkah laku setiap insan manusia. Self monitoring akan menumbuhkan sikap atas kendali diri yang berdampak pada perilaku dan tingkah laku yang baik dan benar, sehingga mencegah adanya perilaku dan tindakan menyimpang.

Kepercayaan masyarakat yang besar kepada akuntan publik atas jasa audit yang diberikan yang akhirnya mendorong seorang akuntan publik memperhatikan kualitas auditnya. Kualitas audit ini dianggap penting dikarenakan dengan dihasilkannya kualitas audit yang baik, maka laporan keuangan yang telah disajikan dapat dipercaya sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa religiusitas dapat memainkan peran dalam memotivasi seseorang untuk bertindak dengan integritas dan moralitas tinggi dalam pekerjaannya sebagai auditor. Individu yang sangat religius mungkin lebih cenderung memegang prinsip-prinsip etika yang kuat, menjauhi praktik-praktik yang tidak etis, dan memiliki kejujuran yang tinggi dalam melaksanakan tugas mereka.

Namun, penting untuk diingat bahwa kualitas audit lebih banyak tergantung pada faktor-faktor profesionalisme, kompetensi, metodologi audit yang digunakan, dan independensi. Seorang auditor yang sangat religius mungkin memiliki nilai-nilai etika yang kuat, tetapi kualitas auditnya juga harus dinilai berdasarkan kemampuan teknisnya, kemampuan untuk mengidentifikasi risiko, dan integritas profesionalnya.

Selain itu, religiusitas dapat berbeda-beda antara individu dan agama. Tidak semua orang yang religius memiliki tingkat moralitas yang sama, dan sebaliknya, orang yang tidak religius juga dapat memiliki integritas yang tinggi dalam pekerjaan mereka. Oleh karena itu, sementara religiusitas dapat memengaruhi perilaku etis seseorang, hal itu tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya indikator kualitas audit.

Intinya, dalam penilaian kualitas audit, kita harus mempertimbangkan faktor-faktor profesionalisme, kompetensi, dan independensi, sambil menghargai bahwa religiusitas individu dapat menjadi faktor tambahan yang berkontribusi pada etika tinggi dalam profesi audit.

Dalam menjalankan tugas audit yang diberikan, seorang akuntan publik harus berdasarkan atas standar audit yang telah dibuat. Standar tersebut ditetapkan oleh suatu institusi yaitu Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Standar tersebut yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Sehingga Etika profesi ini mengatur antara lain prinsip integritas, prinsip objektivitas, prinsip kompetensi, serta sikap cermat dan kehati-hatian profesional, prinsip kerahasiaan, dan prinsip perilaku profesional serta standar teknis bagi auditor dalam menjalankan profesinya.

Seorang auditor yang memiliki sikap religiusitas yang tinggi diharapkan akan menghasilkan kualitas audit yang baik. Religiusitas dapat diketahui melalui aspek keyakinan, ketaatan, penghayatan, pengetahuan dan pelaksanaan terhadap ajaran agama dan adanya pengamalan terhadap nilai-nilai tersebut. Semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang maka akan semakin rendah kecenderungan kecurangan akuntansi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun