Mohon tunggu...
novita mustikaningrum
novita mustikaningrum Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA

Ilmu Sosial dan Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Pengamatan Lapangan dalam Peningkatan Pemahaman Materi Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas 10

18 Desember 2022   10:39 Diperbarui: 18 Desember 2022   15:29 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan, ada sepanjang kehidupan itu ada, suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, tetapi kata kehidupan atau sesuatu itu dikatakan hidup itu sendiri sejalan dengan kata berubah. Dalam hidup itu ada lahir, tumbuh, dan berkembang. Sehingga hidup itu sendiri adalah perubahan. Pilihannya hanya satu, untuk bisa survive menghadapi perubahan itu, kita bisa menjadi pemenang atau tergilas oleh perubahan itu sendiri.

Di kehidupan modern seperti sekarang, banyak kita lihat perubahan itu tampak dengan perkembangan teknologi yang demikian pesat. Di satu sisi, teknologi memudahkan kehidupan kita, di sisi lain, gempuran pengaruh budaya, ideologi, kebiasaan dari berbagai macam sumber demikian pesat mempengaruhi karakter masyarakat atau generasinya. 

Bicara tentang generasi, sebagai guru SMA, dalam kesehariannya berhadapan dengan pelajar yang masuk kategori generasi Z, generasi yang lahir, tumbuh, dalam pesatnya perkembangan teknologi, tentu berbeda karakternya dengan generasi sebelumnya, terutama saat teknologi belum berkembang, saat gempuran internet belum sedahsyat sekarang.

Banyak tantangan yang dihadapi guru dalam mengajar siswa generasi Z ini. Gadget, dan internet bak nyawa yang tidak bisa lepas dari diri kehidupan mereka. Sehingga mempengaruhi motivasi belajar yang tentunya berimbas pada pemahaman dan prestasi  belajar mereka.  

Kebanyakan generasi z gampang sekali bosan dengan metode pengajaran yang konvensional atau  cara mengajar yang caranya begitu-begitu saja. Karakter siswa pada generasi z ini lebih dinamis, mereka senang bergerak, senang segala sesuatu yang baru, tidak monoton, dan senang belajar dengan cara learning by doing, menyentuh, melihat, merasakan, dan mengalami sendiri adalah hal yang jauh lebih melekat sebagai pengalaman dalam ingatan mereka dibandingkan dengan cara belajar yang duduk dalam kelas berjam-jam, menghapal buku dan mendengar ceramah guru. 

Hal tersebut ditunjang dengan perkembangan teknologi yang demikian pesat, khususnya internet, menjadikan guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber berlajar, mereka senang berselancar di internet untuk mencari sesuatu dan sebagainya, peran guru disini adalah lebih baik mengarahkan agar teknologi dapat dimanfaatkan untuk hal yang positif dalam proses belajar generasi z ini.

Di sekolah, kebetulan saya adalah pengajar mata pelajaran ekonomi untuk siswa SMA. Saat ini, di SMA sedang berjalan dua kurikulum, dimana untuk siswa kelas 11 dan 12 menggunakan kurikulum lama (Kurikumlum 2013), sedangkan siswa kelas 10, sudah menggunakan kurikulum baru, yaitu kurikulum merdeka.

Kurikulum merdeka, pas sekali digunakan dengan karakter siswa generasi Z saat ini, dimana kurikulum ini berpusat pada siswa, sehingga metode pengajaran guru hendaknya disesuaikan atau mengakomodasi keunikan siswanya. Seperti yang dijelaskan diatas, siswa generasi Z sangat suka  dan dekat dengan hal-hal yang berbau teknologi, senang dengan suasana belajar yang tidak monoton, dan senang dengan cara belajar yang memberikan mereka pengalaman untuk mencari dan mengalami sendiri hal-hal yang perlu dipelajari. 

Diantara rumpun mata pelajaran ilmu sosial di SMA, mata pelajaran ekonomi seringkali dikeluhkan oleh siswa, mengingat selain banyaknya rumus-rumus matematis yang kurang disukai khususnya siswa dari jurusan IPS, juga berisi pemahaman akan definisi,  hukum dan  konsep yang dianggap sukar di mengerti maksudnya oleh siswa bila hanya sekedar dibaca, apalagi dihafal.

Ketika saya mengajarkan materi ekonomi dengan metode ceramah, belajar di kelas, siswa menghadapi buku diktat, hasilnya, dari obesrvasi pengamatan di kelas, rendah atensi mereka untuk fokus pada KBM, dan itu berdampak dari hasil evaluasi mereka.

Ketika saya menggunakan metode yang menantang mereka untuk berfikir kritis dan kreatif dalam menuangkan ide, seperti problem based learning,  terutama project based learning, atau penggabungan keduanya, dengan mengamati masalah ekonomi di sekitar mereka, dan memberikan mereka kesempatan untuk melihat secara langsung apa yang terjadi dilapangan, dari hasil observasi yang saya lakukan terjadi peningkatan yang signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun