Investasi merupakan istilah yang sudah tidak asing ditengah masyarakat. Secara umum, investasi diartikan sebagai upaya menanamkan modal atau dana dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan di masa yang mendatang. Investasi dilakukan biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan asset atau aktiva lengkap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lainnya untuk mendapatkan keuntungan. Ada banyak contoh bentuk investasi antara lain saham, sukuk, deposito, obligasi, tabungan, asuransi, dan reksadana. Bentuk lainnya adalah pembelian property seperti tanah, emas perhiasan hingga menjalankan sebuah bisnis. Investasi dapat dilakukan secara perorangan (individu) maupun dalam bentuk badan usaha seperti perusahaan.
Namun saat ini pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh belahan dunia, menyebabkan semua sektor melemah. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi dampak dari virus ini. Salah satunya dengan melakukan social distancing yakni bertujuan mengurangi kontak fisik dengan sesame agar bisa menekan angka persentase penularan virus melalui kontak fisik.
Atau dapat juga menerapkan lockdown atau PSBB yakni pebatasan secara luas menerapkan cara ekstrim untuk mengurangi aktivitas yang memungkinkan terjadinya penularan. Dengan adanya pemberlakuan kebijakan baru ini, yaitu social distancing atau PSBB pastinya akan membawa dampak terhadap perekonomian negara bahkan dunia. Pembatasan-pembatasan ke semua aspek kegiatan memaksa dunia usaha mengurangi jumlah pegawai, dan menerapkan Work From Home bagi Sebagian pegawai yang tidak di PHK. Dengan situasi mewabahnya pandemi seperti saat ini, apakah kita bisa melakukan investasi? Lalu investasi  seperti apa yang dianggap tepat dalam situasi pandemi seperti saat ini?
Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) ekonomi Indonesia masih berada dalam masa resesi pada kuartal I/2021. BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi tanah air -0,74% secara year on year (yoy) dan -0,96% quarter to quarter (qtq). Jurang resesi akan semakin terbuka lebar jika pertumbuhan dan stabilitas ekonomi terus menuju bertumbuh ke angka negatif selama minimal dua kuartal (qtq) berturut-turut.Â
Dalam kondisi ekonomi yang kurang baik, kita yang akan memulai investasi harus pandai melihat peluang yang ada. Agar tetap mendapatkan keuntungan dari berinvestasi walaupun ekonomi saat ini sedang dalam kondisi resesi. Di tengah masa mewabahnya Covid-19 dalam beberapa waktu kedepan, masyarakat harus dapat melakukan investasi. Hal ini bertujuan agar masyarakat memiliki tabungan yang cukup, bila menghadapi ancaman krisis lainnya atau kondisi yang lebih buruk yang disebabkan oleh pandemi .
Ada tujuh tips agar masyarakat dapat tetap berinvestasi di tengah ketidakpastian ekonomi, antara lain sebagai berikut :
- Menyiapkan anggaran darurat ditengah pandemi. Adanya penyebaran Covid-19 membawa pelajaran bahwa setiap lapisan di masyarakat harus memiliki dana darurat untuk menghadapi berbagai permasalahan yang berpotensi terjadi secara mendadak.
- Melakukan penganggaran ulang secara mendetail pada setiap pemasukan dan pengeluaran. Diusahakan agar pengeluaran dilakukan dengan bijak dan cermat dengan menyesuaikan pada kebutuhan saat ini. Dan menghindari tidakan konsumtif.
- Membuat neraca keuangan secara sederhana saja dengan komponen utama di dalamnya adalah aset dan hutang.
- Mengklasifikasikan hutang yang dimiliki sesuai dengan manfaatnya bagi kehidupan individu. Maksudnya, jika hutang yang dimiliki mempunyai kecenderungan negatif bagi seseorang, lebih baik segera dilunasi. Sebaliknya, hutang yang baik dapat terus dilanjutnya pembayaran periode pembayarannya.
- Merencanakan kebutuhan untuk masa depan yang dilakukan dengan memilih investasi yang tepat. Dengan melakukan perencanaan yang tepat yang berkaitan dengan investasi yang dibutuhkan dan juga sesuai dengan situasi perekonomian saat ini akan sangat membantu anda saat memilih investasi.
- Mencari tahu tentang setiap investasi. Pelajari setiap investasi yang memiliki peluang besar untuk meraup keuntungan dan juga investasi yang sesuai dengan kondisi perekonomian saat ini.
- Mencari tambahan pekerjaan atau sampingan untuk membantu kekurangan pendapatan yang terpengaruhi oleh pandemi Covid-19 di dalam negera
Alasan untuk kita tetap berinvestasi di masa pandemi adalah sebagai upaya jaga-jaga untuk masa depan. Hal ini perlu dilakukan terlebih pada saat  pandemi penuh dengan ketidakpastian sehingga sebagai bentuk antisipasi, dibutuhkan persiapan yang matang untuk menghadapi situasi yang tidak menentu. Demi tujuan ini, sebagian besar masyarakat telah melakukan upaya pengelolaan keuangan secara tepat yaitu dengan menjaga keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran. Jika keuangan anda dianggap siap untuk mulai berinvestasi maka ada dua pilihan jenis investasi yang cocok untuk diterapkan dan mampu memberi nilai keuntungan di masa pandemi.Â
Disarankan untuk memilih investasi yang nilai assetnya mudah dikonversikan ke tunai. Karena bagaimanapun kita perlu yang mudah dicairkan untuk dana darurat saat pandemi ini. Investasi dalam bentuk logam mulia bisa menjadi pilihan aman bagi para investor ditengah masa pandemi Covid-19. Mengingat logam mulia seperti emas termasuk jenis investasi yang mudah dikonversikan ke tunai.Â
Selanjutnya, instrumen obligasi negara juga bisa menjadi alternatif bagi investor-investor maupun generasi milenial untuk melakukan investasi. Mengingat instrumen investasi berupa obligasi dianggap bersifat aman dan relatif likuid yang mudah dicairkan kedalam bentuk tunai. Berlakulah bijak dengan cara melakukan berbagai pertimbangan sebelum akhirnya anda mengambil keputusan. Agar hasilnya tetap baik dan tidak membawa kerugian bagi anda. Hal lain yang juga perlu Anda ingat yaitu selalu melakukan diversifikasi ketika berinvestasi, apapun situasinya. ini adalah kunci yang terbukti mampu mengurangi risiko mengalami kerugian saat Anda melakukan investasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H