Mohon tunggu...
novita puji hastuti
novita puji hastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Dari sebuah tulisan dapat mengubah wawasan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikologi First Aid untuk Menghadapi Kecemasan Wirausaha Bangkitkan Ekonomi pada Masa Pandemi

10 Januari 2022   14:00 Diperbarui: 10 Januari 2022   14:06 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Virus corona merupakan virus yang mengganggu pernafasan,virus yang sangat berbahaya untuk kesehatan sehingga dibutuhkan pencegahan agar penularan virus ini tidak menyebar salah satunya kebijakan pemerintah untuk sosial ditancing yaitu membatasi pertemuan atau interaksi sosial agar terhindar dari virus covid 19. Para peneliti di Harvard mengatakan, mereka sadar jarak sosial yang berkepanjangan, bahkan jika berselang, kemungkinan memiliki konsekuensi ekonomi, sosial, dan pendidikan yang sangat negatif.

Pandemi virus corona telah berjalan hampir 16 bulan di Indonesia sejak awal April 2020. Pandemi memberikan tuntutan yang sangat besar bagi para pemimpin di sektor bisnis maupun sektor-sektor lainnya. Korban jiwa akibat virus ini menimbulkan ketakutan di antara para pekerja dan berbagai pemangku kepentingan. Pandemi Covid-19 memiliki dampak besar pada keberlangsungan bisnis Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Survei Kadata Insight Center 2020 (KIC) mencatat ada 56,8% UMKM yang kondisi usahanya sangat buruk/ buruk. Sementara hanya 14,1% yang mengaku bisnisnya dalam keadaan sangat baik/baik. KIC pun menemukan ada 62,6% UMKM yang masih sanggup bertahan hingga di atas Maret 2021.

Dengan adanya lockdown kemudian PSBB (Pembatasan social berskala besar)yang diberlakukan dihampir seluruh wilayah di Indonesia tentunya menimbulkan rasa khawatir kepada para pelaku bisnis. Ketahanan dari 62,6% para pemangku bisnis Usaha Kecil dan Menengah mempertahankan keberlangsungan usaha sangat beragam. Adapun narasumber yang diwawancara pada hari Rabu, 10 November 2021 pelaku bisnis usaha batik bernama Heri memaparkan “ya saya memutar pikiran mbak bagaimana bisa bertahan salah satunya saya hemat dan mengurangi karyawan saya, saya juga ada usaha sampingan jual daster juga kan banyak dirumahaja itu sebelumnya kan ndak jual daster”. Pemerintah pun juga memberikan kebijakan untuk menyiapkan program-program antisipasi dampak Covid-19, antara lain mengajukan stimulus daya beli Usaha Kecil Menengah dan koperasi, program belanja di warung tetangga untuk menggerakkan ekonomi sekitar, restrukturisasi kredit bunga, memasukkan sektor mikro dalam program kartu prakerja, bantuan langsung tunai, hingga relaksasi pajak untuk Usaha Kecil dan Menengah.

Setelah menjalani kurang lebih 16 bulan menghadapi krisis pandemi, timbul kecemasan para pelaku bisnis dalam membangkitkan ekonomi. Sesuai wawancara dengan salah satu pelaku bisnis usaha batik yang bernama Heri (38 tahun,Solo) mengatakan bahwa “memang ada kebingungan menghadapi corona ini, bagaimana kondisi kedepannya apakah tambah membaik atau terulang lagi yang kemarin. Vaksin memang sudah ada tetapi terkadang ada berita covid varian-varian baru itu bikin cemas lagi”, Tuturnya. Menurut ahli psikologi sigmund freud (dalam Suryabrata, 2008) kecemasan adalah reaksi individu terhadap ancaman ketidaksenangan dan perusakan yang belum dihadapinya. Perasaan ketidaksenangan tersebut membuat penderitanya menjadi gelisah dalam menjalani hidup. Oleh karena itu timbul pertanyaan “bagaimana psikologi first aid menangani hal tersebut ?”

Menurut World Health Organization (WHO) 2009 Psikologi first aid adalah serangkaian tindakan yang diberikan guna membantu menguatkan mental seseorang yang mengalami krisis. Psikologi first aid merupakan penolongan psikologi pertama yang dapat dilakukan oleh orang-orang sekitar atau terdekat seperti keluarga, teman dan rekan kerja. Syarat keterlibatan orang yang dapat mendampingi sebagai penolong pertama yaitu hadir secara fisik emosional dan perasaan empati dengan melibatkan persepsi serta menjadi pendengar aktif bagi penyintas. Bagi penyintas kecemasan bisnis Usaha Kecil dan Menengah, psikologi fisrt aid dapat dilakukan oleh suami/istri, orangtua, bahkan rekan kerja. Diambil dari modul psikologi first aid Psikologi Universitas Indonesia 2006, Kondisi yang dapat diciptakan oleh penolongan dari orang sekitar antara lain

  • Memberikan rasa aman, ketenangan dan kenyamanan pada penyintas kecemasan
  • Memberikan pengertian bahwa mereka tidak sendiri sehingga bisa dilakukan dengan memberi dukungan sosial  
  • Memberikan sikap positif pada penyintas kecemasan dengan memberi dukungan bahwa mereka mampu
  • Memberikan pengertian berupa masih ada harapan untuk tantangan yang akan datang

Yang perlu dihindari sebagai pendamping yaitu menentukan arah, memilihkan solusi dan menjadikan masalah penyintas menjadi masalah pribadi. Karena penolong pertama hanya sebagai fasilitator perubahan. Hal ini karena yang dibutuhkan oleh para pelaku bisnis Usaha Menengah saat terjadi krisis bukanlah penanganan yang telah terencana sebelumnya, melainkan perilaku dan pola pikir yang dapat mencegah reaksi yang berlebihan terhadap krisis dan bagaimana menghadapi tantangan ke depan.

Adapun ada beberapa tips untuk mempertahankan atau meningkatkan bisnis di masa pandemi, antara lain :

  • Memeriksa kondisi keuangan bisnis, hal ini penting dilakukan untuk mengetahui jumlah keuangan yang ada sehingga dapat menjadi perhatian apabila ingin melakukan ekspansi bisnis
  • Memperbaiki kualitas produk dan layanan, dimasa yang sulit terkadang konsumen menjadi lebih pemilih dan berhemat dalam mengeluarkan uang sehingga produk berkualitas baik dengan harga yang menjangkau akan lebih terlihat menarik
  • Memanfaatkan teknologi dengan optimal, dimasa pandemi yang mengakibatkan ruang gerak sangat minimal sehingga mengoptimalkan pemasaran dengan sosial media merupakan salah satu jalan keluar
  • Memberi pengertian pada karyawan, pelaku bisnis tidak hanya melibatkan pemilik dan customer namun karyawan menjadi bagian penting dalam hal bisnis. Wujud pengertian kepada karyawan dapat berupa pengurangan jumlah karyawan atau pengurangan jam kerja

Seperti dalam surat Al Baqarah ayat 286,  yang artinya “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun