Mohon tunggu...
Noviana DewiNur
Noviana DewiNur Mohon Tunggu... Jurnalis - pelajar

baca yuk

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Full Day School

4 Februari 2020   10:44 Diperbarui: 4 Februari 2020   11:27 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Full day school adalah sistem KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang diselenggarakan oleh Kemendikbud.Full day school adalah proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45 -- 15.00 dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. 

Tujuan full day school

Kenakalan remaja semakin hari semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari pemberitaan di media massa yang tidak jarang memuat berbagai penyimpangan -- penyimpangan yang dilakukan oleh kaum pelajar, seperti adanya seks bebas, minum -- minuman keras, konsumsi obat -- obat terlarang dan sebagainya. Hal ini karena tidak adanya kontrol dari guru terutama dari orang tua, dan hal ini di sebabkan karena banyaknya waktu luang sepulang sekolah, dan waktu luang itu digunakan untuk hal -- hal yang kurang bermanfaat.

Ada tiga alasan diadaakannya sistem pembelajaran fullday school.

Pertama adalah mengurangi pengaruh negatif dari luar pada anak usia sekolah. Banyak masalah serius pada anak -- anak karena terpengaruh dari lingkungan di luar sekolah dan rumah. Dan kebanyakan lingkungan dari luar tersebut membawa pengaruh yang negative bagi anak -- anak. Oleh karena itu, maka perlu diimplementasikan fullday school guna meminimalkan pengaruh negatif pada anak, termasuk televisi dan media elektronik lainnya.

Kedua , dengan diimplikasikan sistem pembelajaran fullday school, maka rentang waktu belajar di sekolah relatif lama sehingga memaksa siswa belajar mulai pagi hingga sore hari, sehingga waktu belajar di sekolah lebih efektif dan efisien. Dengan sistem pembelajaran fullday school ini, maka anak -- anak tidak hanya diajarkan dengan ilmu pengetahuan saja, akan tetapi mereka juga dididik dengan ilmu agama sehingga ada keseimbangan antara IPTEK dan IMTAQ sebagai bekal hidupnya kelak.

Ketiga, dengan diterapkannya sistem pembelajaran fullday school, maka sangat membantu orang tua siswa terutama yang sibuk bekerja. Karena dengan sistem pembelajaran fullday school ini maka anak -- anak harus belajar mulai pagi hingga sore hari sehingga orang tua tidak lagi direpotkan dengan urusan mengasuh anak, mengawasi, dan lain sebagainya. Orang tua tidak akan merasa khawatir anaknya terkena pengaruh negatif, karena anaknya akan seharian berada disekolah yang artinya sebgian besar waktunya dimanfaatkan untuk belajar.

Konsekuensi diadakannya full day school

Pertama, sistem fullday school  menimbulkan rasa bosan pada siswa. Ketika anak merasa jenuh, apalagi jika bermasalah dengan guru, mereka akan stress, dan jika mengalami kelalahan fisik, mereka bisa sakit. Guru pun bisa mengalami kelelahan, sehingga mengalami kesulitan mengembangkan diri. Sistem pembelajaran fullday school ini membutuhkan kesiapan fisik, psikologis, maupun intelektual yang bagus. Jadwal kegiatan pembelajaran yang padat dan penerapan sanksi yang konsisten, dalam batas tertentu akan menyebabkan siswa menjadi jenuh.  Oleh karenanya, kejelian dan improvisasi pengelolaan dalam hal ini sangatlah dibutuhkan.


Kedua, dengan pola belajar seharian penuh di dalam sekolah, maka sistem fullday school ini membuat anak akan menjadi semakin stress ditambah dengan banyaknya tugas dan pr yang diberikan dan juga tercerabut dari budaya daerahnya sendiri karena tidak ada waktu lebih untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Dari segi kognitif sosialnya juga, mereka tidak akan terasah dengan baik karena tidak beragamnya ruang interaksi bagi mereka.

Ketiga, kurangnya jam istirahat karena seharian penuh berada di lingkungan sekolah. Dan juga pola makan yang tidak teratur padahal itu hal yang terpenting .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun