Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sudah Integratif, Caleg Gagal Jangan Sedih

29 April 2014   14:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pemilihan Legislatif sudah selesai tinggal memilih Presiden. Namun banyak berita yang mengatakan bahwa caleg gagal banyak yang mengalami stress.

Ternyata kok sampai sebegitu jadinya. Sebelumnya ada pula banyak berita yang mengatakan bahwa disediakan banyak kamarr di Rumah Sakit untuk penderita depresi berat ini.

Kenapa sampai terjadi seperti ini hal seperti ini ? Begitu sangat mengejutkankah peristiwa ini? Sehingga tidak terpikirkan untuk ini?

Apakah siap gagal itu tidak gampang untuk diterapkan?

Siap gagal bukan lemah

Ada pendapatkalau dalam maju di arena persaingan tertentu jangan sampai ada dalam fikiran kata kalah karena hal tersebut akan melemahkan semangat perjuangan

Pernyataan itu sebetulnya tidak salah karena agar dalam berjuang mencapai tujuan tertentu itu tidak ragu ragu. Siap gagal bukan melemahkan perjuangan tersebut,siap gagal adalah termasuk alternatif dalam mencapai tujuan seperti halnya dalam mencapai tujuan tertentu itu ada plan A, PlanB, Plan C, dst.

Jadi siap kalah adalah kondisi seseorang dalam suatu pilihan untuk menyiapkan kemenangan selanjutnya.



Kemenanganitu bukan saja di bidang yang sama namun bisa di bidang-bidang yang lainnya, yang akan memberdayakan dirinya dalam hal lain

Andil Dalam Sejarah

Caleg gagal jangan bersedih, sebetulnya negara sangat berterimakasih dengan partisipasi yang telah di jalankan.

Saya pernah melihat sebuah ujian desertasi doktor, Ketika itu salah satu dewan Pengujinya sebelum melontarkan pertanyaan ujian menyapa yang hadir dan mengutamakan untuk mengucapkan terimakasih pada keluarganya,demikian kepada keluarga selamat datang di kampus kami, terimakasih tentunya ini sebuah proyek besar yang diselenggarakan keluarga kolaborasinya, tentunya pemikiran, waktu, beaya tentunya tak terhinggga. Terima kasih...

Komunikasi dewan Penguji ini membuktikan bahwa kita harus bisa berfikir yang lain untuk melengkapi sebuah kesempurnaaan.

Demikian pun caleg gagal itu bukanlah suatu kegagalan namunpartisipasi pada negara yang besar artinya dalam penulisan sejarah bangsa.

Anda-anda sekalian adalah bunga bangsa yang sejajar dengan para pejuang jadi janganlah bersedih jangan berputus ada dengan rahmat Allah

Kembali Kepada Allah

Bila datang kesedihan yang ada dihati manusia,kembalilah pada Allah yang menciptakan manusia. Janganlah kembali pada manusia,karena Allah bisa menciptakan apa saja termasuk membuatvbahagia dengan yang sebenar benarnya.Bila manusia hanya membuat bahagia secara sementara danhanya kulit luarnya saja tidak sebenar benar bahagia.

Datang pada Allah bersimpuh duduk sedang rendah hati,membelai para anak yatim, memberinya makan membuat mereka bahagia niscaya kita juga akan bahagia, mendatangi fakir miskin, menolong mereka yang membutuhkan pertolongan,niscaya eksistensi kita akan pulih,doa mereka membangkitkan kita dari keterpurukan menggantinya dengan kebahagiaan penuh ... jangan bersedih kawan Allah menunggu datangmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun