Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Hebat, Guru Menulis

18 November 2014   04:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:34 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sekarang ini profesi guru selalu disorot dari segala segi. Hal ini dikarenakan begitu banyak pengharapan yang akan adanya guru,mengingat guru itu profesi yang bergerak dalam bidang pendidikan. Dan dari pendidikanlah seluruh isi bangsa Indonesia ini berasal.

Dari pribadi guru maka meningkatkan diri menjadi hal yang mutlak untuk dilakukan. Dalam peningkatan materi sudah semestinya guru akan selalu mengasah kemampuan dalam hal materipembelajaran agar siswa belajar lebih efisien dan efektif. Hal lain yaitu peningkatan sikap dan mental yang diisi terus menerus agar jiwa dan raganya siap merubah mental untuk menjadi pribadi yang tangguh dan cerdas untuk mengelola anak didiknya menjadi putra putri yang terdidik mulia.

Satu lagi yang harus diperdalam oleh guru yaitu bidang tulis-menulis yang sangat penting mentranformasi pengetahuan dengan lebih luas lagi. Betapa tidak, media massa cetak maupun online tidak akan pernah lepas dari tulisan. Guru juga harus berpartisipasi dalam perkembangan informasi ini.

Bercerita Lebih Dasyat

Pada mereka, guru yang pandai menulis, bercerita pada siswa akan lebih dasyat karena dalam menulis terbiasa mengemukakan dengan paparan segitiga terbalik yaitu pemaparan dari umum ke khusus, ataupun pemaparan segitiga yaitu hal yang khusus dan melebar kepada hal yang umum. Cara berfikir ini juga membiasakan menarik perhatian dengan mengemukakan kata- kata. Maka cerita yang diceritakan guru yang pandai menulis klimaks dan anti klimaks terlihat sekali.

Siswa pun dibuat terpukau dengan pancingan- pancingan yang mengena karena terbiasanya tulisan yang mengolah emosi.

Selain itu keruntutan sudah dijamin pasti karena terbiasa dengan polarisasi mayor dan minor dalam mengemukakan pendapat dalam tulisan.

Imajinatif.

Guru yang terbiasa menulis juga menggunakan imajinasinya dengan maksimal maka sikap mendarah-mendaging (internalyzed) ini juga otonatis akan menular kepada siswa- siswinya. Karena cara berfikir ini sudah menjadi karakternya. Maka guru yang pandai menulis juga membuat muridnya senang menulis. Tanoto Foundation melihat gejala ini sebagai hal menarik yang perlu dikaji lebih jauh. Maka tidak berlebihan bila guru selain mendalami bidang tulis-menulis juga mengikuti gerak langkah sebuah yayasan yang diprakarsai oleh Sukanto Tanoto ini.

Menulis dan Ide

Bahasa tulis sangat memukau membuat banyak mata yang membaca menjadi tergugah untuk melakukan sesuatu.

Banyak orang tergerak hatinya karena membaca tulisan. Maka menulis sangat diperlukan untuk perangkat titian karirnya. Ketika ide-ide akan dimunculkan maka menulis merupakan sarana untuk menyalurkan ide tersebut.

Tidak ada gagasan terbagus yang berguna bila gagasan itu tudak disampaikan. Gagasan itu hanya akan tenggelam dimakan waktu.

Namun jika gagasan itu ditulis, akan tercetak dan terdokumen sepanjang waktu pun bisa diwariskan kepada generasi anak cucu sebagai warisan abadi.

Maka juka guru menulis semua itu akan tercapai. Pengajaran-pengajaran akan rapi terdokumentasi dengan baik. Kemunculan-kemunculan potensi pengajaran yang dahsyat akan muncul ditengah-tengah lapangan pengajaran yang dinamis. Hal itupun akan muncul sebagai tulisan yang hebat, memukau banyak orang tua yang belum sadar hakekat pendidikan dan menambah cakrawala pandang bagi orang tua yang sadar akan pendidikan.

Sukanto Tanoto selalu tertarik mengamati fenomena seperti ini sehingga yayasannya, Tanoto Foundation, wajib disambut tantangan dan karyanya untuk menuliskan pentingnya guru menulis.

Kalau toh akhirnya pada penilaian angka kredit guru, nilai tertinggi ada pada penulisan karya ilmiah ataupun artikel ilmiah populer, maka itu adalah hak guru utk mendapat penilaian yang tinggi dengan karyanya itu. Itu merupakan buah dari ketekunannya untuk merajut dan merenda mimpi- mimpinya yang dituangkan dalam tulisannya. Tentu saja Tanoto Foundation turut andil mewujutkan mimpi guru ini

Dra.Novi Saptina

Guru SD Muhammadiyah 1

Solo

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun