Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Belanja Paling Asyik

9 Juni 2018   20:17 Diperbarui: 9 Juni 2018   20:28 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barang-barang belanjaan

Belanja memang menyenangkan, di manapun dan apapun yang dibeli, semua membuat hati senang. Belanja baju, melihat model-model baju baru yang sangat menarik, sehingga uang meluncur saja tanpa banyak berpikir panjang sepertinya. Berbelanja barang-barang lebih menyenangkan lagi, seolah ada saja yang dibutuhkan sehingga dengan ringan uang juga keluar dari dompet tanpa banyak dipikir lagi.

Sesudah sampai di rumah baru lemas karena berpikir keras untuk mengambil pos-pos pengeluaran yang lain untuk menutupi uang yang sudah terlanjur keluar untuk keperluan keinginan hati akibat dari belanja tadi.

Kalau sudah seperti ini yang kasihan jatah pos yang lain. Harus diperirit untuk mencukupkan kebutuhan. Bila mengambil pos susu anak, maka harus mengganti susu yang biasa dikonsumsi anak dengan susu yang lebih murah. Bila ditambah mengambil pos belanja maka jatah belanja makan harus dibelikan yang super irit untuk makan. Dan bila itu masih kurang diambilkan pos tak terduga, maka jatah kas tak terduga sudah kosong. Dan lain-lain lagi menjadikan rasa yang tidak nyaman, seperti ketika perasaan menyenangkan saat berbelanja tadi.

Kalau di agama memang diajarkan bila memasuki pasar atau keramaian, memang diharuskan berdoa agar terhindar dari kejahatan pasar. Juga segala sesuatu yang tidak bisa dilawan oleh anggota tubuh kita dan hanya Allah yang menjaga selama berbelanja di pasar atau di tempat keramaian.

Yang kedua, dunia itu dalam agama dikatakan sebagai tempat yang menipu dan tempat senda gurau serta tempat sementara saja. Jadi berbelanja yang merupakan kesenangan dunia. Itu memang sifatnya menipu, artinya terlihat kemilau, dan membuat mata terbelalak seperti ketika melihat barang-barang dan baju bagus, namun itulah sifat sementaranya, yaitu sesaat menyenangkan. Namun ketika kembali ke rumah mendapatkan keuangan habis untuk berbelanja dan hati menjadi tidak enak.

Ada sebagian orang yang tertawa, yaitu para pedagang yang laku jualannya, ada sebagian orang yang bersedih, karena terpikat oleh keindahan, kemilau sesaat maka hatinya menjadi muram. Itulah yang dimaksud dari dunia hanya senda gurau itu.

Agar belanja dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi masyarakat, pasar tradisional menjadi pilihan yang bisa mengurangi kekecewaan tersebut. Bila ditilik, belanja di pasar tradisional sangat menyenangkan juga. Disini orang berbelanja bisa sekaligus menolong memutar roda perekonomian kaum kecil, dan berkomunikasi dengan masyarakat sehingga belanja di pasar tradisional bisa diniatkan untuk saling membantu para ekonomi masyarakat kecil.

Namun meskipun begitu, tetap tidak boleh dilupakan untuk tetap selalu berdoa bila masuk pasar dan dalam keramaian. Berbelanja di pasar tradisional selain harga murah, juga segar. Sayur dan buah segar dari tempat kulakan sayur dan buah. Untuk barang-barang yang bisa aman dibeli dan murah harganya adalah barang barang seperti keset, serbet, dan kebutuhan barang-barang dapur bisa lebih irit dibeli di sini. Sangat asyik dengan selisih kemurahan harga di sini.

Berbelanja di pasar tradisional, lebih banyak tidak membuat kantong menjadi robek karena kemahalan harganya. Namun, uang di pasar tradisional masih sangat berarti. sehingga untuk berbelanja asyik harus pandai menspesifikan barang yang harus dibeli di sini, seperti yang tersebut di atas.

Sedangkan bila untuk membeli baju, bisa langsung ke griya khusus baju. Tidak usah tergiur oleh kemilau diskon-diskon yang gencar yang akhirnya hanya membuat bersedih hati. Untuk barang-barang begitu, juga di griya khusus barang yang memproduksi. Akhirnya belanja menjadi asyik, keuangan tidak jebol. Dari pada asyik-asyik sesaat namun menangis kemudian. Lebih baik asyik dengan masyarakat tersenyum kemudian.

 Dra. Novi Saptina  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun