Setelah datang Ramadhan dan telah melalui dengan semangat Ramadhannya, biasanya timbullah kerinduan pada keluarga. Barangkali fitrah manusia kembali pada kesucian itu adalah pola hubungan dengan Tuhannya. Itulah yang paling pertama diingat. Bila pola hubungan ini sudah diperbaiki, yang berikutnya teringat adalah pola hubungan dengan keluarga: ayah, ibu, dan kerabat serta saudara.
Bagi perantau mudik, keluarga menjadi tujuan utama dalam rangkaian kegiatan Ramadhannya. Apalagi bagi sebuah keluarga yang baru ataupun sudah lama membina rumah tangganya, kerinduan pada ayah ibu pasti sangat dalam. Ada saja yang harus dilengkapi untuk memenuhi kasih sayang orang tua padanya, seakan tak pernah impas. Selalu ada saja kekurangan dari kita yang seakan mau kita tutup namun tak pernah cukup. Itu barangkali karena kasih sayang orangtua pada kita dulu sangatlah ikhlas, apa saja diperjuangkan hanya demi kebahagiaan anaknya. Kini setelah kita mengalami rumah tangga. Hal yang ideal seperti itu seolah berat sekali dilakukan, maka hanya rindu orang tua saja yang ada di dalam hati.
Namun apa daya kesibukan bekerja tidak bisa langsung membawa ke pangkuan ayah ibu, harus menunggu saat liburan tiba. Oleh karena itu, yang terdekat adalah bertemu dengan para kerabat yang diagendakan dalam acara buka bersama dengan kerabat.
Kerabat Sebagai Obat
Kerabat bisa menjadikan obat rindu kepada ayah ibu dan saudara di kampung. Allah juga menganjurkan bahwa dengan Namanya untuk saling bersilaturahmi. Banyak yang menjabarkan keutaman bersilaturahmi ataupun kegunaannya yaitu, membuat bahagia, memperpanjang umur, dan memecahkan problema dalam kehidupan.
Membuat bahagia, karena dengan bertemu saling berbicara bahkan bersenda gurau tentunya akan membuat hati ini lapang dan timbullah rasa bahagia. Selanjutnya, memperpanjang umur bila bersilaturahmi. Dengan bersilaturahmi, akan bertemu dengan ayahnya, ibunya ,bahkan kakek dan neneknya. Sekali bertemu, sudah bertemu pula dengan tiga generasi.Â
Makin lapanglah dada untuk menjadi bahagia dan makin panjanglah umurnya. Hal itu bisa saja karena bahagia atau karena sudah bertemu tiga generasi. Yang jelas, berbahagia itu memperpanjang umur sendiri secara otomatis. Manfaat silaturahmi juga memecahkan problema kehidupan. Tanpa curhat sekalipun bisa memecahkan permasalahan. Dengan melihat gaya hidup, contoh keseharian, cara berbicara, hal itupun sudah bisa memecahkan permasalahan.
Sahabat Nabi Muhammad juga pernah mengalami hal tersebut. Ketika beliau sedang mengalami masalah dalam keluarga, beliau berkunjung untuk melakukan silaturahmi. Ternyata saat diterima silaturahmi, beliau melihat kehidupan keluarga yang dikunjungi mengalami hal yang sama dengan yang dialaminya, bahkan dirasa lebih. Kemudian, beliau hanya tersenyum, berpamitan, dan masalah kehidupannya sudah hilang sendiri hanya dengan berkunjung saja tanpa curhat apapun.
Berbuka dengan kerabat adalah bagian dari silaturahmi yang ingin diraih dari kesemuanya itu. Banyak harapan yang ingin didapat dari menyelenggarakan berbuka bersama kerabat.
Macet Dan Penuh Sesak Menuju Bukber
Jalan-jalan mendekati saat berbuka puasa itu sangat macet dan penuh sesak. Apalagi bila buka bersama itu menempati restoran-restoran, semua penuh sesah. Jalan penuh sesak, harus mengalah untuk berangkat sangat awal untuk menghindari macet. Ketika berangkat sangat awal, akan menunggu terlalu lama dalam keadaan puasa. Ketika tiba saat berbuka pun harus menunggu pesanan dengan sangat lama pula karena pihak restoran pun biasanya kewalahan menghadapi pesanan yang sangat banyak yang semua harus disajikan dalam saat yang sama, yaitu saat berbuka.