Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Menepis Berita Palsu

18 Oktober 2017   11:29 Diperbarui: 18 Oktober 2017   11:45 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penting untuk mengawal arus informasi mulai dari lingkungan sekolah atau pendidikan. Dok.pribadi

Gawai di tangan guru adalah gawai yang tepat. Guru dan anak didiknya harus menyemarakkan media sosial dengan karya yang hebat agar bisa menumpas berita palsu (hoax) dengan tepat.

Hoaxyang Marak

Sekarang ini berita hoax sangat mempengaruhi kehidupan semua negara, termasuk Indonesia yang tengah mengalami beredarnya informasi palsu. Ini memang menggegerkan dan kadang membuat miris.

Menteri Komunikasi dan Informatika RI memberikan penegasan jangan sampai jempol kita bereaksi lebih cepat dari otak kita. Karena banyak saja khalayak yang ikut menyebarkan informasi di media sosial begitu saja tanpa menyaring terlebih dari mana asal berita dan guna serta kepantasan untuk siapa. Juga sangat perlu untuk berupaya maksimal mencari kebenarannya.

Presiden juga selalu mengingatkan dalam kesempatan apapun. Media sosial menjadi alat bagi siapapun, maka harus benar-benar dijaga kegunaannya. Bukan sebaliknya, malah tidak terkendali menggunakannya. Yaitu apabila menerima suatu berita, baik itu di media massa cetak ataupun media sosial terutama, tidak boleh langsung menyebarkan karena kecepatan informasi. Kemajuan kecepatan teknologi saat ini banyak menampilkan tindakan yang kurang tepat. Misalnya bila mendapat berita yang nadanya memfitnah, langsung disebarkan dan menjempol melalui gawai. Bila dari media cetak, difoto lalu disebarkan. Tindakan seperti ini sangatlah keliru dan tidak terpuji.

Dalam era ini, tindakan terburu-buru seperti itu, tidaklah bijaksana. Yang seharusnya dilakukan adalah check dan recheck. Kemudian berkonsultasi pada yang mengerti serta tabayun atau menanyakan kebenarannya, sebelum meneruskan atau mempercayai berita tersebut.

Smartphone hanya dipergunakan bagi pemegang yang cerdas. Sebaliknya bila dipegang orang yang tidak cerdas rusaklah informasinya. Alih-alih akan bergaya seperti wartawan senior, yang terjadi malahan membuat masuk hotel pordeo.

Budaya Turunan Gosip

Masyarakat Indonesia memang terkenal dengan keguyuban atau kerukunannya. Gotong royong menjadi sebuah budaya apik yang membangun bangsanya. Melalui gotong royong ini terciptalah produk-produk yang berguna di tempatnya. Terdapat aktifitas membangun jembatan, membangun pos kamling, balai desa, posyandu dan masih banyak lainnya di daerah  yang dilakukan secara gotong royong yang hasilnya bisa dinikmati bersama.

Semua itu dari akar budaya kebersamaan yang sudah ter-internalyzed (mendarah mendaging) pada masyarakat. Namun jiwa kebersamaan itu tidak bisa sama menciptakan produk kepribadian asal atau bawaan yang dipunyai manusia. Manusia yang berkepribadian positif, menjadi manusia yang peduli sesama dan mantap mengembangkan dirinya.

Bila seorang pribadi kurang mantap pengembangan dirinya, kebersamaan mereka tetap ada namun saling berkumpul dalam kelompok (yang tidak sama seperti pribadi positif lakukan) dan saling berbicara tidak puas melalui kelompok-kelompok kecil dengan pembicaraan yang dinamakan 'gosip'.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun