Tokoh The Indonesia Keroncong Center (IKC), Dr. R. H. Soetomo ke Solo ? Apakah ada pagelaran Keroncong Akbar di Solo ?
Ternyata bukan itu.
Dr Soetomo, meskipun seorang penyelamat budaya musik keroncong yang sangat concern terhadap semuanya; tetapi janganlah lupa, beliau adalah seorang Dokter Spesialis handal yang mengabdikan dirinya pula di bidang kedokteran ini.
Kali ini memang ada acara yang sangat penting mengenai kedokteran, yaitu menghadiri wisuda Dokter Spesialis putrinya di Universitas Sebelas Maret, Kentingan, Surakarta.
Buah Tak Jauh dari Pohonnya
Begitu kata pepatah yang artinya seorang anak juga akan mewarisi bakat orang tuanya.
Begitulah pula oleh Dr. Soetomo ini dalam mendidik putra-putrinya untuk haus menuntut ilmu dan membekali diri ilmu apapun yang sesuai dengan bakat yang diminatinya. Namun ia juga berpesan agar anak keturunannya juga akan ada yang mewarisi untuk meneruskan ilmunya yaitu ilmu kedokteran.
Akhirnya ilmu itu jatuh pada putri terakhirnya yaitu dr. Nugraheni Irda, DsPD, M.Kes. Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Master Kesehatan. Inilah putri yang meneruskan kariernya di bidang kedokteran. Sedangkan ada satu lagi, yaitu drg. Mohammad Tedjowongso, meneruskan karier kedokterannya di bidang Kedokteran Gigi di Jerman dan meneruskan kesetaraannya di Universitas Indonesia dan juga baru saja di wisuda beberapa hari sebelum dr. Nugraheni Irda ini diwisuda.
Putra-putri Dokter Soetomo dan Siti Budhy Hartini adalah,
1. Moh. Avicenna, bergerak di bidang apoteker
2 Moh. Satrio Soetomo, bergerak di bidang Real Estate
3. drg. Moh Tejowongso, Drg lulusan Jerman dan Universitas Indonesia
4. Moh. Akbar Nurpatria, bergerak di bidang agama dan Ekonomi Syariah
5. dr. Nugraheni Irda, DsPD, M. Kes, bergerak di bidang Kedokteran Penyakit Dalam
“Syukur Alhamdulillah, pada Allah yang sudah memberikan penerus saya.” begitu katanya ketika ditanya perasaannya disela-sela makan bersama usai wisuda di suatu rumah makan yang sudah tidak asing lagi di tengah kota Solo.
Dr. Sotomo dan istri menerima ucapan selamat dari tamu-tamu dengan senyum cerah dan ketulusan serta bahagia yang terpancar di wajahnya.
Makam Orang Tua
Ternyata acara terakhir adalah terpusat di makam orang tua. Suatu yang mengagetkan namun membuat orang harus menyadarinya yaitu harus belajar dari peristiwa ini, bagaimana manusia harus mengingat asal–usulnya. Manusia diciptakan Tuhannya melalui orang tuanya yang membesarkan dengan susah payah.
Dokter ini beserta istri mengajak semua anaknya untuk mengenang ini semua dengan menutup acara berkunjung ke makam orang tuanya di Pajang, Solo. Makam dari Eyang dr. Nugraheni Irda dan drg. Mohammad Tejowongso.
Semuanya bersimpuh di makam orang tuanya, meskipun masih memakai pakaian wisuda, harus tetap bersimpuh untuk orang yang menghadirkannya ke muka bumi dan mengantarkan sukses pada kariernya yaitu eyangnya.
Ajaran dan tauladan yang haru dipelajari manusia sekarang agar tidak terlambat sebuah generasi memaknai secara mendarah mendaging (internalized) bahwa setinggi apapun kesuksesan harus kembali bersimpuh menghargai jasa orang tua yang menghadirkan ke bumi.
Kelak anak-anaknya akan menularkan kembali tauladan ini pada anak-anaknya lagi sebagaimana sekarang orang tua mereka memberikan tauladan padanya saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H