Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tabah Itu Keren

11 April 2015   21:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:14 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika melihat wawancara Antasari Azhar dalam Kick Andy, membuka mata batin ternyata ada wacana tentang kehidupan. Bagaimanapun begitu tabah keluarga Antasari Azhar menerima semuanya itu dengan sabar.

Ada surat Antasari yang selalu ditulis untuk keluarganya yang mengatakan bahwa keadaan sudah seperti ini tapi Antasati tetap meyakinkan keluarga bahwa kebenaran dan ketabahan untuk mengupayakan kebenaran itu hal yang dasyat yang harus dibangun dalam keluarganya.

Ternyata memang harus bersikap dalam kehidupan ini. Tidak hanyut dalam opini yang dibentuk oleh keadaan. Dan yang penting harus merekatkan barisan dalam keluarga dalam mengambil sikap.

Bangga Bunga Bangsa

Ketika sesama teman diskusi mengkritisi masalah itu, sebagian besar memang setuju bahwa sekarang ini fenomena yang ada memerlukan sikap tersendiri u tuk mengatasinya.

Banyak contoh mengenai itu. Antasari Azhar sudah menjadi contoh di atas. Masih banyak lagi contoh- contoh lain yang mengiringi orkrestra nada seperti itu. Bagaimana Keluarga Rohmin Dahuri menasehati putra-putrinya, bahwa yang dilihat itu essensinya. Soekarno keluar masuk penjara bukan karena Soekarno penjahat besar,tetapi karena Soekarno adalah pembela bangsa yang gigih.Keluarga Soekarno juga bangga dengan hal ini bukan melihat penjaranya namun essensi Soekarno yang gagah berani pembela bangsa.

Begitupun ayah mereka, Rohmin Dahuri yang dalam persidangan hakim silang pendapat dan semua tahu essensinya. Bambang wijayanto juga demikian putranya sesuai dengan umurnya diberi pengertian bahwa ayahnya ditangkap dalam pembela KPK yang keren yang tidak mengharuskan kesedihan seorang putra dan putri Bambang Wijayanto.

Ketika Wolter Monginsidi menolak untuk fasilitas pembebasan karena haknya sebagai keturunan asing ayah Wolter tidak bersedih namun bangga bahwa putranya adalah pembela Indonesia tempat buminya dipijak. Tempat istri yang diambilnya dari tanah hijau, Zamrut Katulistiwa ini.

Ketika Ny. Nasution menggendong putrinya yang kena tembak Cakrabirawa. Bukannya tangisan meraung- raung dihadapan pasukan tembak itu. Namun justru suara tenang Ibu Nas, kalian kesini sia-sia pak Nas ke Bali kalian kesini hanya untuk menembak anak saya.

Semua itu memang bunga-bunga bangsa yang tumbuh dan menghiasi makam taman Pahlawan. Adalah pengorbanan,didalam mencapai kemuliaan bangsa diperlukan pengorbanan para pahlawan untuk bumi pertiwi yang dicintainya.

Tabah

Akhirnya hanya ketabahan yang mengikis habis semuanya. Semua yang didunia ini hanya sementara, hanya senda gurau, tidak ada yang kekal dan abadi. Lebih baik mempunyai sikap tabah menghadapi semuanya , maka diri ini akan bahagia. Bahagiaitu memang letaknya dalam hati tanpa harus minta persetujuan orang.

Bahagia juga diupayakan terus menerus, diperbaharui, dan ditumbuhkan pada orang- orang terdekat kita. Pada keluarga kita sehingga barisan keluarga dan orang-orang terdekat sangat baik. Bila jajaran itu baik dan erat bisa membentuk kekuatan bila keluarga diserang dari luar.

Maka betapa indah jalinan-jalinan seperti itu. Tetap bisa meneruskan perjalanan tidak terpuruk dalam suatu masalah. Berjalanan dan teruslah berjalan jangan pernah mendengar hal yang buruk yang menyurutkan semangat. Jangan menengok ke belakang agar  tidak terjatuh di depannya. Terus melangkah bak bintang yang tak pernah surut pancarannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun