Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Suasana Liburan

8 Januari 2014   23:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:00 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liburan telah berlalu, berbagai paket-paket yang tersodorkan beberapa lembaga vakansi. Penuh gebyar penuh kemilau,sudah laris terjual. Rasanya begitu menyenangkan dan begitu meriah.Ada paket kemana dan kemana ada paket menginap ,dan banyak sekali penawaran yang indah-indah dan memanjakan mata.

Bila tidak ikut paket-paket liburan,Kebanyakan liburan keluarga diisi dengan berkunjung kekota lain dengan mobil pribadi. Memang hal ini biasa dilakukan oleh keluarga-keluarga yang mempunyai mobil.Dan sekarang mobil sudah membumi,hampir setiap keluarga mempunyai mobil. Entah itu mobil yang belinya baru atau mobil yang belinya bekas. Bagi sebuah keluarga mempunyai mobil yang berada di garasi itu sudah suatu hal membuat pengakuan tersendiri di lingkungannya.Kalaupun tidak ada mobil bisa memakai jasa sewa mobil.

Begitulah sekarang ini memang orang merasa perlu mendapat pengakuan dari orang lain. Kegiatan seperti ini memang lebih efisien dana bisa lebih diajak kompromi karena bisa saja tidak usah menginap di hotel, dan sekaliyan mengunjungi saudara.

Namun yang meriah meriah itu ternyata dibalik peristiwanya kisah-kisah sedih berentetan dalam kehidupan. Kadang kita juga wajib untuk mengetahuinya agar bisa mensyukuri diri, atau berbuat sesuatu untuk sesama ,atau membuat karya agar bisa mengentaskan semua.

Kisah Dua Rumah Bersebelahan

Disuatu perumahan, ketika liburan seperti ini ada keluarga yang saling berdekatan rumah yang satu keluarga besar yang hidupnya glamor sedangkan yang berdekatan lagi keluarga sederhana yang menitik beratkan pada menuntut ilmu. Keluarga sederhana ini selalu menelan kesabaran karena keluarga sebelahnya ini selalu hingar-bingar. Setiap harinya adik yang sedang usia lulus sma wanita , dua orang setiap hari pacaran dengan suara tawa yang berderai-derai. Sang nyonya rumah sendiri seorang pedagang online yang mempunyai banyak teman yang setiap hari selalu berhaha hihi untuk untuk setiap pertemuannya dan menawarkan barangnya,dan bertemu dengan pembelinya. Ada lagi dua mobil terpancang dirumah setiap hari sibuk sliwar sliwer.yah lengkaplah sudah yang dipakai untuk berbangga diri oleh keluarga itu.

Sementara keluarga yang didekatnya keluarga yang biasa seorang yang bersahaja anaknya kuliah pasca sarjana,dia sendiri seorang pendidik , hidupnya biasa saja dan bersahaja, namun dengan bersebelahan dengan keluarga yang cara hidupnya seperti ini selalu menelan kesabaran semuanya ini.

Di musim liburan seperti ini keluarga besar nya datang dan sangat berisik sekali. Namun itulah hidup diperumahan kadang seperti itu saingan tidak memikirkan perasaan orang lain.

Tertawa Bersebelahan dengan Tangisan

Tawa terbahak-bahak dan suasana yang glamour sangat menekan persaaan. Tetangga sebelah ini hanya menangis dalam hati dan hanya mampu berdoa pada Tuhan dengan situasi seperti ini.Sementara keluarga yang satu sama sekali tidak menyadari dan tidak peduli semua ini. Tetap saja perlakukuan tidak berubah.

Tidakkah keluarga yang satu itu peduli dengan perasaan tetangga sebelahnya ini?Sementara tetangga yang selalu terganggu ini selalu mengolah emosi untuk menghadapi semua itu. Bahwa pasti Tuhan akan memberikan ganjaran yang besar pada keluarganya. Diyakin-yakinkan semua kejadian kejadian yang menimpanya.

Mawas Diri

Hendaknya para kita semua bias mawas diri dengan keadaan yang ada pada kita. Karena sesungguhnya bila kejadian-kejadiansehari-hari dalam tingkah laku kehidupan kita, janganlah kita terlalu bahagia dengan yang sebahagia-bahagianya. Hendaknya ada filter-nya apakah kita berlebih-lebihan? Itu semua untuk menjaga pabila ada tetangga kita yang terganggu keberadaannya, ibadahnya atau yang lain-lain yang bisa kita pelajari dengan hati nurani.

Seperti rumah bersebelahan ini. Kelihatannya rumah sebelah ini tidak melakukan apa-apa dan tidak apa-apa pula. Tapi ternyata dia kan memendam perasaan yang menyayat hati sampai dalam doanya agar Tuhan mengganti derita yang dialami itu dengan yang akan membahagiakannya.

Kita harus malu dengan kekuatan seseorang yang berfikir demikian, karena berarti sudah keterlaluannya kita sampai orang itu membalik fikir seperti itu untuk mempositifkan diri.Dia memang tidak apa apa untuk kita, tapi hendaknya kita berfikir pula mengasihani justru pada yang tidak peduli dengan hal demikian. Kasihan kok orang tidak mempunyai kepedulian. Kepedulian itu indah dan mulia serta elegan. Barang siapa yang peduli pada orang lain pasti orang itu akan terlihat berwibawa.kata-kata kepeduliannya itu pasti indah,dan tindakan kepedulian itu pasti membahagiakan hati.sehingga indah dan bahagia itu menjadi paduan yang apik dan serasi.

(Novi Saptina)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun