Industri 5.0 merupakan langkah evolusi selanjutnya dari Industri 4.0 yang menggabungkan teknologi canggih dengan aspek human-centric. Teknologi dalam Industri 5.0 tidak hanya diintegrasikan dengan proses industri tetapi juga disesuaikan dengan kebutuhan manusia untuk mencapai efisiensi dan keunggulan kompetitif yang lebih besar. Salah satu aplikasi penting dalam industri ini adalah penerapan sistem ABC (Activity-Based Costing) dalam akuntansi manajemen. Activity-Based Costing (ABC) adalah metode akuntansi yang lebih akurat dalam menentukan biaya produk dan layanan dibandingkan dengan metode tradisional. Sistem ini berfokus pada pengalokasian biaya berdasarkan aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk atau layanan tersebut. Dalam sistem tradisional, biaya sering kali dialokasikan berdasarkan volume produksi atau jam kerja langsung. Namun, metode ini tidak selalu memberikan gambaran yang akurat tentang biaya sebenarnya yang terlibat dalam proses produksi. Sistem ABC memiliki beberapa keuntungan yang signifikan dalam pengelolaan biaya perusahaan. Pertama, sistem ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengalokasikan biaya secara lebih tepat berdasarkan penggunaan aktivitas, sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai biaya produksi. Dengan akurasi biaya yang lebih tinggi, manajer dapat membuat keputusan yang lebih tepat terkait harga jual, pengurangan biaya, dan peningkatan efisiensi. Selain itu, sistem ABC membantu mengidentifikasi kegiatan yang memberikan nilai tambah dan kegiatan yang tidak, sehingga perusahaan dapat fokus pada peningkatan efisiensi dan mengurangi pemborosan.
Munculnya industri 5.0 telah membawa banyak perubahan signifikan dalam berbagai sektor, termasuk pergeseran paradigma pada sistem manajemen biaya yang diterapkan. Salah satu sistem manajemen biaya yang telah banyak diadopsi adalah Activity-Based Costing, yang memungkinkan perusahaan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai biaya operasional dan profitabilitas produk.Â
Sistem ABC memisahkan biaya untuk setiap aktivitas dan menetapkan biaya ke produk menggunakan cost driver yang merupakan faktor penentu jumlah biaya aktivitas. Sistem ini telah terbukti efektif dalam membantu perusahaan-perusahaan, baik besar maupun kecil dan menengah, untuk mengidentifikasi biaya produk yang sebenarnya dan membuat keputusan yang lebih tepat terkait profit dan efisiensi (Audina & Lestari, 2021) (Kocakülâh et al., 2017).Â
Penerapan sistem ABC di industri 5.0 memiliki potensi besar untuk meningkatkan daya saing dan profitabilitas perusahaan. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa ABC dapat membantu perusahaan dalam penetapan harga produk, strategi pengurangan biaya, dan analisis profitabilitas pelanggan. Selain itu, Time-Driven ABC yang lebih efisien dapat dimanfaatkan untuk aplikasi di seluruh perusahaan, alokasi sumber daya yang optimal, benchmarking, Balanced Scorecard, dan Total Quality Management. (Durana, 2019)
Meskipun demikian, adopsi sistem ABC di industri 5.0 tidak terlepas dari tantangan, terutama terkait dengan faktor perilaku, teknis, dan organisasi (Alsayegh, 2020). Budaya dan struktur organisasi yang berbeda dapat memerlukan penyesuaian teknis saat menerapkan ABC.  (Alsayegh, 2020) Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan dengan cermat faktor-faktor tersebut untuk memastikan implementasi ABC yang berhasil dan mendapatkan manfaat optimalpada industri 5.0. (Kocakülâh et al., 2017) (Audina & Lestari, 2021)
Industri 5.0 menggabungkan teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan analitik data besar (big data analytics). Penerapan sistem ABC dalam industri ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan alokasi sumber daya dengan data yang lebih akurat dan real-time. Penggunaan AI dan analitik data besar memungkinkan perusahaan untuk melakukan analisis prediktif terhadap biaya dan kinerja, sehingga dapat mengambil tindakan proaktif untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Sistem ABC juga dapat diintegrasikan dengan sistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) untuk memberikan gambaran yang komprehensif mengenai biaya dan kinerja operasional. Sebagai contoh, sebuah perusahaan manufaktur elektronik di Indonesia telah mengimplementasikan sistem ABC dengan menggabungkannya dengan teknologi IoT dan AI. Hasilnya, perusahaan mampu mengidentifikasi aktivitas yang menyebabkan pemborosan biaya dan mengoptimalkan proses produksi. Peningkatan efisiensi ini telah mengurangi biaya produksi sebesar 15% dalam setahun. Dalam penerapan sistem ABC, perusahaan tersebut menggunakan sensor IoT untuk mengumpulkan data real-time dari mesin-mesin produksi. Data ini kemudian dianalisis menggunakan algoritma AI untuk mengidentifikasi pola penggunaan sumber daya dan mengalokasikan biaya secara lebih akurat berdasarkan aktivitas yang sebenarnya terjadi. Selain itu, perusahaan juga menggunakan analitik data besar untuk melakukan analisis prediktif terhadap biaya dan kinerja operasional. Dengan demikian, perusahaan dapat mengambil tindakan proaktif untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul sebelum mereka berdampak signifikan pada biaya dan efisiensi produksi. Misalnya, perusahaan dapat memprediksi kapan mesin akan mengalami kerusakan berdasarkan data historis dan melakukan pemeliharaan preventif sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah.
Keberhasilan penerapan sistem ABC dalam perusahaan manufaktur ini menunjukkan potensi besar dari sistem ini dalam meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi di era Industri 5.0. Dengan integrasi teknologi canggih, perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif yang signifikan dan meraih kesuksesan jangka panjang. Penerapan sistem ABC juga memungkinkan perusahaan untuk lebih responsif terhadap perubahan permintaan pasar dan kebutuhan pelanggan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang biaya sebenarnya, perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih kompetitif tanpa mengorbankan margin keuntungan. Selain itu, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi pemborosan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan profitabilitas.
Penerapan sistem ABC dalam akuntansi manajemen di era Industri 5.0 memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan dalam hal akurasi biaya, efisiensi operasional, dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Dengan integrasi teknologi canggih seperti IoT, AI, dan analitik data besar, perusahaan dapat mengoptimalkan alokasi sumber daya, melakukan analisis prediktif, dan mengambil tindakan proaktif untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Studi kasus penerapan sistem ABC dalam perusahaan manufaktur menunjukkan potensi besar dari sistem ini dalam meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi. Dengan demikian, perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif yang signifikan dan meraih kesuksesan jangka panjang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI