Mohon tunggu...
NOVIRA DWIKRISTANTI
NOVIRA DWIKRISTANTI Mohon Tunggu... Guru - SMA Negeri 1 Loceret Nganjuk

Guru Seni Budaya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Legenda Cinta Ikan duyung dan Nelayan Muda

10 Oktober 2024   21:18 Diperbarui: 10 Oktober 2024   22:23 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Di sebuah desa nelayan kecil di tepi pantai, hiduplah seorang pemuda bernama Arya. Ia adalah seorang nelayan yang gagah dan dikenal dengan keberaniannya melaut di tengah badai. Setiap hari, Arya pergi ke laut dengan perahu kecilnya, mencari ikan untuk menghidupi keluarganya. Namun, ada sesuatu yang lebih dari sekadar memancing yang menarik hatinya ke laut---suara merdu yang selalu terdengar di kejauhan, mengalun lembut di tengah gemuruh ombak. 

Suatu malam, saat bulan purnama memancarkan cahaya keemasan di atas laut, Arya memutuskan untuk mengikuti suara misterius itu. Ia mendayung perahunya jauh ke tengah laut, sampai tiba di sebuah teluk yang tersembunyi di balik tebing-tebing terjal. Di sanalah ia melihat sosok yang tak pernah ia bayangkan---seorang duyung cantik dengan mata biru laut dan rambut panjang seindah gelombang air. 

Duyung itu bernama Naya, dan ia menyanyikan lagu-lagu indah setiap malam untuk menghibur hatinya yang sepi. Naya jatuh cinta pada Arya sejak lama, saat ia melihat pemuda itu bertarung dengan badai dan tetap tegar. Namun, ia tahu bahwa dunia mereka berbeda. Naya adalah makhluk laut, dan Arya adalah manusia. Namun cinta tak pernah memandang batasan, dan keduanya pun mulai bertemu di teluk itu setiap malam. 

Hari demi hari, cinta mereka semakin dalam. Namun, ada satu rahasia besar yang Arya belum tahu. Menurut legenda, ikan duyung tidak bisa hidup di daratan lebih dari satu malam. Jika Naya memutuskan untuk bersama Arya, ia harus meninggalkan laut selamanya dan kehilangan kekuatan duyungnya. Namun jika Arya memilih Naya, ia harus melepaskan kehidupannya sebagai nelayan dan tinggal di bawah laut, menjadi bagian dari dunia Naya. 

Malam terakhir sebelum badai besar datang, Naya memberi Arya pilihan. "Jika kau ingin bersamaku selamanya, kita harus membuat keputusan. Aku tak bisa terus hidup di dua dunia," kata Naya dengan air mata yang menetes dari matanya yang biru. 

Di tengah kebimbangan dan cinta yang begitu kuat, Arya pun memutuskan Arya memutuskan bahwa ia tidak bisa meninggalkan keluarganya dan kehidupan di darat. Meskipun cintanya kepada Naya begitu kuat, ia tahu bahwa laut bukanlah tempatnya. Saat fajar mulai menyingsing, dengan hati yang berat, Arya memeluk Naya untuk terakhir kalinya. 

"Aku tak bisa membawamu ke darat. Kau terlalu berharga untuk dunia ini," kata Arya dengan suara bergetar.

Naya tersenyum lembut, meskipun air mata mengalir di pipinya. "Cinta sejati adalah tentang pengorbanan. Jika aku tidak bisa bersamamu di darat, biarkan cintaku hidup di dalam hatimu selamanya." 

Naya memilih untuk kembali ke laut, meninggalkan Arya di tepi pantai dengan kenangan indah mereka. Namun, sebelum pergi, ia memberikan Arya sebuah sisik duyung yang berkilau, sebagai tanda bahwa ia akan selalu bersama dalam kenangan dan hati.

Arya hidup dengan penuh kerinduan, namun setiap kali ia merasa kesepian, ia akan datang ke tepi laut dan mendengar suara Naya dari jauh, menemaninya dalam mimpi. Meskipun mereka terpisah oleh dunia yang berbeda, cinta mereka tidak pernah benar-benar mati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun