Mohon tunggu...
Noviola GitaWulandari
Noviola GitaWulandari Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

aku adalah mahasiswa yang memiliki hobi membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengaruh Kebudayaan terhadap Persatuan dan Karakter Bangsa

8 September 2024   16:00 Diperbarui: 8 September 2024   16:03 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengaruh Kebudayaan Terhadap Persatuan dan Karakter Bangsa

Oleh: Noviola Gita Wulandari

Menurut Ki Hadjar Dewantara kebudayaan adalah buah budi dari manusia yang muncul karena adanya hasil alam dan kodrat manusia. Oleh karena itu, kebudayaan perlu untuk kita lestarikan karena telah muncul sejak nenek moyang dan menjadi simbol keberagaman bangsa yang patut kita banggakan. Generasi saat ini mulai acuh akan tradisi tradisi atau kebudayaan yang terdahulu, generasi saat ini sudah beralih ke zaman modern yang berpengaruh terhadap karakter bangsa baik positif maupun negative. Mereka lebih tertarik untuk mempelajari kebudayaan asing daripada kebudayaan bangsa sendiri. Padahal Indonesia mempunyai warisan budaya yang patut untuk dibanggakan. Maka dari itu, kita sebagai generasi saat ini harus melek dan akan kebudayaan yang telah menjadi keberagaman bangsa Indonesia dan tetap berkembang menyesuaikan dengan zaman.

Kebudayaan mempunyai banyak pengaruh bagi persatuan dan karakter bangsa, yaitu

  • Identitas banga 
  • Dari kebudayaan tersebut terlahir ciri khas banga Indonesia yang membedakan dengan negara-negara lain. Kebudayaan berfungsi sebagai landasan identitas nasional yang menyatukan berbagai kelompok dalam satu kesatuan bangsa. Melalui simbol-simbol budaya seperti bendera, lagu kebangsaan, dan lambang negara, warga negara merasakan kebanggaan dan keterhubungan yang sama. Misalnya, Hari Kemerdekaan Republik Indonesia bukan hanya merayakan sejarah perjuangan, tetapi juga menguatkan rasa nasionalisme di kalangan rakyatnya (Sihombing, 2019). Contohnya Wayang yang menjadi warisan budaya dan telah diakui oleh UNESCO sejak tanggal 7 November 2003
  • Sarana toleransi 
  • Kebudayaan yang beragam dapat menjadi sarana memperkuat rasa solidaritas dan persatuam banga. Perayaan budaya sering kali menjadi platform untuk memperkenalkan dan merayakan keragaman. Festival dan upacara yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat memberikan kesempatan untuk berbagi dan menghargai tradisi masing-masing. Misalnya, Festival Jakarta Fair adalah acara tahunan yang tidak hanya menampilkan produk lokal tetapi juga budaya dari berbagai daerah di Indonesia, menciptakan ruang bagi masyarakat untuk saling mengenal dan menghargai perbedaan (Arianto, 2020).
  • Pendidikan dan kesadaran budaya
  • Sistem pendidikan memainkan peran penting dalam memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan. Kurikulum yang memasukkan sejarah dan kebudayaan nasional membantu membangun pemahaman dan penghargaan terhadap warisan budaya. Pendidikan tentang kebudayaan lokal dan nilai-nilai nasional membentuk karakter generasi muda dan memperkuat rasa persatuan (Hadi, 2017).
  • Pembentukan nilai moral 
  • Nilai-nilai budaya yang dipegang bersama, seperti toleransi, kerjasama, dan rasa hormat terhadap perbedaan, membantu menciptakan ikatan sosial yang harmonis. Kebudayaan mengajarkan norma-norma yang membentuk perilaku sosial, seperti gotong royong dan kepedulian terhadap sesama. Nilai-nilai ini mendorong masyarakat untuk saling menghargai dan bekerja sama, memperkuat persatuan di tengah keragaman (Mulyadi, 2020).
  • Pembentukan kreativitas dan inovasi 
  • Kita sebagai generasi muda bisa mengembangkan bakat yang kita miliki terhadap kebudayan Indonesia dengan mengekspresikan seni, contohnya teater, music yang nantinya bisa mendorong individu untuk berpikir kreatif dan inovatif. Perusahaan sering memanfaatkan elemen kebudayaan dalam strategi pemasaran untuk menciptakan produk yang unik dan menarik. Contoh yang baik adalah bagaimana perusahaan makanan dan minuman menggunakan tema-tema budaya lokal untuk menarik konsumen, seperti produk kopi dengan nama dan kemasan yang menggambarkan kekayaan budaya daerah tertentu (Hadi, 2018).

Namun, saat ini generasi muda mulai melupakan kebudayaan atau tradisi terdahulu, mereka mengikuti perkembangkan zaman tanpa mempedulikan kebudayaan terdahulu. Sebagai contoh, banyak anak muda yang kurang memiliki sopan santun atau etika terhadap orang yang lebih tua, mengubah model kebaya sesuka hati bahkan meniru cara berpakaian negara barat, hilangnya minat terhadap kerajinan dan seni tradisonal, penurunan partisipasi anak muda dalam upacara adat, perayaan budaya, dan tradisi lokal. Misalnya, banyak anak muda yang tidak lagi aktif terlibat dalam perayaan Hari Raya Nyepi, upacara adat Jawa, atau acara pernikahan tradisional yang melibatkan ritual budaya. Mereka cenderung lebih fokus pada perayaan modern seperti ulang tahun, Halloween, atau Valentine's Day, pergeseran dari makanan khas daerah ke makanan cepat saji, bahkan banyak anak muda zaman sekarang tidak mengenal makanan tradisonal sepeti geplak, gado-gado, gudeg, thiwul, lupis dan lain-lain.  

Fenomena ini menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia terutama generasi muda dalam melestarikan kebudayaan Indonesia di tengah arus globalisasi dan pengaruh budaya asing. Pendidikan bisa menjadi salah satu wadah untuk membantu mengatasi pergeseran ini dan upaya agar generasi muda tetap melek dengan kebudayaan yang patut kita banggakan dan lestarikan, bahkan bisa menggugah generasi muda untuk terjun langsung dalam kegiatan budaya atau menekuni salah satu kebudayaan bangsa. Selain dengan Pendidikan, dapat juga dengan diadakan pelatihan dan pengetahuan wawasan kebangsaan yang diharapkan dapat menggugah kepedulian kaum muda dan warga Indonesia untuk melestarikan warisan budaya Indonesia.

Pemerintah juga telah menunjukkan upaya untuk memajukan ragam kebudayaan lokal melalui pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan nasional Indonesia. UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan telah menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan memperkaya keberagaman budaya. Selain itu, pemerintah juga menganggarkan dana abadi sekitar 5 triliun dari APBN untuk dana pemajuan kebudayaan tahun 2020 dan tahun-tahun selanjutnya.

Kesimpulan 

Kebudayaan memiliki pengaruh yang mendalam terhadap persatuan dan karakter bangsa. Pelestarian dan penghargaan terhadap kebudayaan lokal menjadi hal penting dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan memahami dan melestarikan kebudayaan dapat tercipta kretivitas dan inovasi. Pemerintah dan masyarakat harus terus mengembangkan nilai-nilai kebudayaan untuk meningkatkan solidaritas dan integrasi bangsa. Dengan demikian, Indonesia akan menjadi negara yang kuat, berintegrasi dengan baik, dan memiliki karakter bangsa yang kuat dan harmonis.

 

Referensi

  • Hadi, S. (2017). Pendidikan dan Pelestarian Budaya di Indonesia. Jakarta: Penerbit Pelita.
  • Mulyadi, A. (2020). Nilai-Nilai Budaya dalam Masyarakat Multikultural. Bandung: Pustaka Cendekia.
  • Sihombing, J. (2019). Kebudayaan dan Identitas Nasional. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
  • Arianto, B. (2020). Festival Jakarta Fair dan Integrasi Budaya. Jakarta: Penerbit Budaya.
  • Hadi, S. (2018). Pemasaran dan Branding Budaya: Studi Kasus di Indonesia. Jakarta: Penerbit Kreasi.
  • https://fisib.unpak.ac.id/berita/pentingnya-kebudayaan-sebagai-pondasi-karakter-bangsa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun