Tujuh Purnama tiada terasa berlalu sudah
Engkau pergi meninggalkan kami semua
Dalam pandanganku, engkau terbaring lelap berbalut kain sarung merah bata dengan kaos oblong merah warna yang paling engkau suka.
Sesekali seakan terdengar dengkuranmu dalam senyap.
Suara itulah yang kini kerapkali aku rindukan.
Setiap aku datang ingin segera bertemu
Tak sabar  aku buka pintu satu juga pintu lainnya,, pintu kamar satu juga pintu kamar lainnya...
Ternyata semua menjawab tak ada,
Engkau telah pergi menghadap Sang Pencipta.
Hanya jejak aroma tak pernah sirna
Kini, tertinggal rindu tak berkesudahan....
Ayah tercinta..
Semoga engkau damai di sisi-Nya..
Cirebon, 1Juni 2024
Novi Nurul Khotimah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H