Allohummashali'ala syaidina Muhammad wa'ala'ali syaidina Muhammad
Manakala kedua telinga saya mendengar nama Jabal Nur, maka seketika itu ingatan saya langsung tersambung kepada seorang manusia agung, kekasih pilihan Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yakni Rasulullah Saw. Dan ucapan shalawat atas Nabi yang mampu saya sampaikan sebagai ungkapan rasa kecintaan dengan terus mengagungkan namanya sesering mungkin.
Begitupun tatkala kedua kaki saya ini turun dari sebuah taksi untuk melangkah mendaki Jabal Nur atau disebut juga Gunung Cahaya. Dan di dalam gunung tersebut terdapat sebuah Gua Hiro sehingga Gunung yang berada di wilayah Mekkah itu menjadi istimewa. Oleh karena itu saat kaki melangkah serta mata melihat gunung yang begitu tinggi di depan mata secara spontan bibir saya mengucapkan shalawat atas Nabi Muhammad Saw.
Saya bersama suami dan dua orang Jemaah haji lainnya yang bernaung dalam KBIHU yang sama dan Masya Allah kedua Jemaah haji itu masih saudara dekat dari Ibu saya.Â
Kami bersama-sama hendak mendaki ke Jabal Nur untuk bapak tilas sejarah perjalanan Rasulullah Saw di Gua Hira. Didampingi oleh seorang ustadz yang juga mukimin Indonesia yang berasal dari Madura.
Keinginan hati yang kuat dan dipenuhi rasa keingintahuan yang sangat mendalam kedua telapak kaki dan tentunya atas ridho dari Sang Pemilik Semesta Raya saya sampai di puncak Gua Hiro yang berada di Jabal Nur.
 Meskipun pada awalnya saya agak ragu karena dari agenda city tour yang digagas oleh para jamaah KBIHU tidak tertera agenda untuk mendaki ke Gua Hiro.
Namun karena rasa penasaran saya yang begitu besar, ingin mengetahui jejak Rasulullah Saw saat mendapatkan wahyu pertama dari Allah Swt melalui malaikat Jibril, keinginan itu saya utarakan kepada Ustadz yang mendapatkan tugas membimbing para Jemaah haji dari KBIHU saat dalam perjalanan city tour secara bersama-sama ke Jeddah.