Setibanya di pelataran Mesjidil Haram, saya dan rombongan sudah membentuk formasi per rombongan agar tidak terpencar dengan para jemaah lain yang jumlahnya jutaan orang dengan didampingi oleh pembimbing.
Dengan tidak lupa membaca do'a ketika masuk halaman MesjidÂ
"Allahumma antassalaam, waminkassalaam fahayyinaa rabbanaa bissalaam wa adkhilnal jannata daarassalaam tabaarakta wata'aalaita yaa dzaljalaali wal ikraam. Allahummaftah lii abwaaba rahmatika wamaghfiratika wa adkhilnii fiihaa. Bismillahi walhamdulillahi wasshalaatu wassalaamu 'alaa rasuulillaah."
Atribut dari rombongan dikenakan oleh para jemaah haji agar mudah dikenali satu sama lain. Melalui proses pemeriksaan oleh para petugas (askar) setempat saya dan rombongan siap menuju Baitullah (Ka'bah) yang ada di dalam Mesjid dengan memasuki pintu no.2.Â
Masya Allah....Seperti masih tidak percaya ketika kaki saya ini melangkahkan kaki kembali di pelataran Mesjidil Haram yang selalu menghadirkan kerinduan pada setiap waktu. Melihat bangunan Ka'bah yang berdiri megah di dalam mesjid terbesar di seluruh dunia. Rasanya sulit sekali untuk digambarkan dengan kata-kata betapa besar keagungan Sang Maha Pencipta.Â
Berdesir hati merasakan bahagia yang mendalam, keharuan yang tak terelakkan, hanyalah deraian airmata yang mampu mewakili semua rasa yang ada.Â
Aroma yang senantiasa menghadirkan wewangi surga. Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang serasa sedang mendekap diri dalam rengkuhannya. Subhanallah walhamdulillah walailahailallahu Allahu Akbar.
Tanah Haramain yang tidak pernah sepi selalu dipenuhi orang-orang yang hanya ingin beribadah dan beribadah sebanyak-banyaknya mengingat pahala yang Allah janjikan berlipat ganda. Terlebih disaat bulan pelaksanaan Ibadah Haji. Pengunjung dari seluruh dunia kumpul semua.Â
Apalagi setelah masa pandemi Covid-19 yang hampir dua tahun membuat jeda sehingga pelaksanaan ibadah haji ditiadakan untuk seluruh dunia, hanya golongan tertentu yang bisa melaksanakannya, itupun terbatas.Â