Nak,
Kala itu delapan belas tahun yang lalu, saat tubuh mungilmu disertai tangisan lantangmu dapat kudekap erat, kupeluk hangat diantara deraian airmata, tangisan kasih sayangku yang membuncah. Tangisan perdanamu memecah sunyi pada sepertiga malam. Hadirmu kusambut dengan berbagai hujan do'a-do'a yang terpanjatkan. Segala rupa lara waktu itu sirna seketika berganti bahagia tiada terkira. Sujud syukurku pada Sang Maha Pencipta atas anugerah hadirmu dalam istana kecilku menjadi kian paripurna.
Â
Nak,Â
Tanpa terasa waku bergulir begitu cepat, berlalu tanpa terhenti telah engkau lalui
Bukanlah sedikit waktu yang telah engkau jalani selama ini
Tidak sedikit pula airmata suka, duka serta bahagia berderai dari tangisanmu dalam proses menuju pada kedewasaanmu.
Purnama demi purnama hingga bertemu beratus purnama kini telah engkau lewati adalah bagian dari tangga-tangga kehidupan yang kiranya engkau kini mulai mengerti apa sesungguhnya arti hidup dan kehidupan ini. Kemana arah perjalanan yang akan menjadi muaramu nanti.Â
Akan selalu ada do'a-do'a terbaik dalam setiap helaan nafasku terpanjatkan untukmu kesayanganku, harta terbaik dalam kehidupan dunia dan akhiratku dari semua akhlak sholehahmu.
Â