Hari ini tanggal 25 November 2020 merupakan momentum bersejarah bagi guru-guru di seluruh tanah air Indonesia. Hari Guru Nasional yang dalam setiap tahunnya diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya dan bagi guru di seluruh Indonesia pada khususnya.
Tahun 2020 ini merupakan Hari Guru Nasional yang ke-75, usia yang sama dengan kemerdekaan Republik Indonesia. Dan peringatan Hari Guru Nasional pada tahun 2020 ini adalah sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.Â
Peringatan yang biasanya semarak dengan berbagai kegiatan baik oleh para siswa, guru maupun insan-insan pendidikan. Tentunya pandemi Covid-19 yang menjadi penyebab tidak adanya peringatan secara tatap muka bagi daerah yang dinyatakan zona merah, kecuali daerah dengan zona hijau.
Namun itu semua bukanlah sesuatu yang harus diratapi tetapi harus disikapi dengan tetap semangat bahkan semakin semangat agar virus corona segera berlalu.
Hidup Guru, Hidup PGRI...!!!
Peranmu takkan tergantikan oleh siapa pun dan dalam keadaan bagaimana pun meskipun kini peranmu berbagi bersama para orangtua di rumah selama Belajar Dari Rumah (BDR) yang sudah nyaris sembilan bulan lamanya.Â
Keberadaanmu selalu di nanti di hati para siswa, belaian kasih sayangmu menenteramkan kegundahan siswa, kesabaranmu menguatkan semangat para siswa untuk terus menimba ilmu, menempa diri dalam membangun karakter-karakter mulia dan membentuk pribadi-pribadi cerdas berilmu.
Hal tersebut terungkap dan semakin menguatkan ketika saya mendengar langsung keluh kesah dari orangtua. Baik itu informasi saya dengar langsung dari orangtua yang sempat saya kunjungi ketika mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan Belajar Dari Rumah (BDR) maupun laporan dari guru-guru wali kelas terkait keluhan orangtua yang sudah merasakan kelelahan bahkan sudah kewalahan dalam mendampingi siswa saat BDR.
Ketika saya mendampingi salah seorang guru wali kelas berkunjung ke rumah salah satu siswa yang sedang belajar, reaksi orangtua yang dikunjungi spontan tampak wajah yang sumringah, sapaan begitu ramah seolah dapat tempat untuk menumpahkan segala keluh kesah. Dan tentunya saya juga tak kalah senang dan bahagianya bertemu salah satu siswa yang hampir sembilan bulan tak jumpa di sekolah.Â
Semakin bersyukur atas kebahagiaan yang saya dapat ketika mendapati siswa dalam keadaan sehat dan tentunya masih memiliki semangat belajar. Meskipun ketika ditanya dan diajak bicara, simpulannya bahwa belajar di rumah itu tidak menyenangkan, sudah membosankan dan melelahkan.
Pertanyaan dan pernyataan silih berganti baik dari siswa maupun orangtua ketika saya ajak bercengkrama.