Mohon tunggu...
Novi Nurul Khotimah
Novi Nurul Khotimah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah dengan hati

GURU MULIA ADALAH GURU YANG BERKARYA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Perjalanan Dalam Memupuk Kebersamaan

22 Desember 2018   22:28 Diperbarui: 22 Desember 2018   22:59 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebersamaan itu indah
Kebersamaan itu menyatukan
Kebersamaan itu menguatkan
Kebersamaan itu menyenangkan
Kebersamaan itu membahagiakan

....
Kata-kata mutiara tentang kebersamaan begitu menenangkan jiwa. Kata kebersamaan memiliki makna yang sangat mendalam. Saya kira semua pembaca pun setuju yah... . Entah itu kebersamaan dengan orang terkasih, keluarga, teman, sahabat atau dengan siapapun yang membuat batin kita tenteram.

Dengan kebersamaan kita dapat merasakan pancaran kasih sayang dari orang-orang di sekitar. Selain itu, dengan kebersamaan kita bisa berbagi pengalaman hidup, bisa bertukar pikiran, berbagi cerita apapun tentang suka maupun duka. Dengan demikian kita tidak merasa sendirian dalam menjalani kehidupan ini. Terutama ketika kita menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi.

Dokpri
Dokpri
Kata kebersamaan itu merupakan kata kunci dalam tulisan saya kali ini. Tulisan yang akan saya paparkan tentang momen kebersamaan yang baru saja terjalin di Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) yang berada di lingkungan UPT Pendidikan Harjamukti Kota Cirebon. 

Dengan mengambil momen "Acara Temu Kangen dengan Para Purnabakti di Lingkungan UPT Pendidikan Harjamukti Kota Cirebon".  Untuk lebih merekatkan tali persaudaraan diantara kami, perjalanan panjangpun ditempuh menuju beberapa lokasi wisata yang ada di daerah sekitar Jawa Tengah. Acara seremonial itu sendiri dilaksanakan di salah satu hotel yang berada di sekitar Malioboro.

Dokpri
Dokpri

Momen liburan menjadi agenda acara ini agar tidak mengganggu waktu kedinasan. Lokasi objek wisata yang dikunjungi diantaranya Kawasan Dieng, Yogyakarta dan sekitarnya. 

Dua hari tiga malam waktu yang ditempuh cukup untuk menjalin kebersamaan dan mempererat tali silaturahmi. Dan sangat cukup pula untuk menghilangkan sesaat rasa penat setelah berbulan-bulan berjibaku dengan rutinitas pekerjaan kedinasan. Sesaat melupakan tuntutan pekerjaan yang kian hari bukan kian ringan tetapi kian berat. Agar tidak ada lagi terdengar kata-kata "kurang piknik" hehe... .

img20181220074239-5c1e556ec112fe443b5a6100.jpg
img20181220074239-5c1e556ec112fe443b5a6100.jpg
Selama perjalanan tidak nampak raut muka kelelahan atau wajah-wajah muram, meskipun usia kami sudah tidak bisa dikatakan muda lagi untuk nenggantung kaki duduk berjam-jam dalam bis. Bahkan diantara sahabat saya itu sudah bercucu satu, dua, tiga, bahkan lebih dari itu. Subhanallah..tetapi, semangat dalam menempuh perjalanan demi kebersamaan jangan ditanya deh..."Semangat tetap membara"... . Semua menyiratkan keceriaan dan kebahagiaan.

Canda tawa, binar-binar bahagia terpancar dari para sahabat saya yang duduk di kursi paling depan sampai di kursi paling belakang. Apalagi yang menjadi bahan pembicaraan yang memancing derai tawa ketika usai singgah di kawasan Dieng. Ada salah satu oleh-oleh khas daerah tersebut yang membuat saya dan sahabat-sahabat penasaran, yaitu "Purwaceng".

Ketika saya tanya penjual di daerah sekitar Dieng atau kepada rekan yang pernah membeli bahkan mencoba mengkonsumsinya, apa itu Purwaceng? Purwaceng itu adalah minuman obat kuat sambil senyum dikulum, kira-kira itulah jawaban singkatnya. Hemm..Jawaban yang saya dapat kurang memuaskan. Akhirnya untuk mengurangi rasa penasaran, sambil menikmati perjalanan, menyimak canda tawa para sahabat, saya searching tentang purwaceng itu.

Dalam wikipedia, Purwaceng, purwoceng atau antanan gunung (Pimpinella pruatjan)adalah tumbuhan berkiat obat anggota suku Apiaceae. Tumbuhan pegunungan ini terkenal karena khasiat afrodisiak (meningkatkan gairah seksual) pada akarnya. Pada perkembangannya, akar biasanya diolah dalam bentuk bubuk, campuran kopi atau susu.  Hemm...inikah yang membuat para sahabat mesem-mesem yah,,, padahal ketika saya baca lebih jauh, ternyata manfaatnya banyak sekali buat kesehatan tubuh.

img-20181221-wa0086-5c1e5578bde5756e90011498.jpg
img-20181221-wa0086-5c1e5578bde5756e90011498.jpg
So, apapun itu yang menjadi bahan pembicaraan selama perjalanan saya bersama para sahabat adalah sebagai sarana dalam memupuk rasa kebersamaan. Kebersamaan yang jarang di dapat setiap saat mengingat kesibukan dengan tugas-tugas kedinasan yang harus dikerjakan di sekolah masing-masing. 

Di samping itu, perjalanan ini juga tujuan utamanya adalah mempererat tali silaturahmi dengan sahabat dan para pengawas yang memasuki masa purnabakti. Meskipun secara kedinasan tak lagi berdampingan tetapi bukan berarti persahabatan, persaudaraan tidak lagi terjalin. Namun dengan momen ini diharapkan tetap terjalin indah, mesra dan harmonis.

Dokpri
Dokpri
Kebersamaan itu ibarat sebuah tanaman. Keberadaannya harus senantiasa dipupuk dengan komunikasi yang baik. Keakrabannya harus selalu disirami dengan berbagi hal-hal kebaikan. 

Serta keutuhannya harus selalu dirawat sepenuh hati dengan cara saling menghargai, saling menghormati, saling meredam ego ketika terdapat pendapat yang berbeda. Sehingga dapat mencegah konflik yang akan memecah kebersamaan. Dengan demikian, kebersamaan sejatinya bisa meningkatkan semangat kinerja sehingga prestasi hasil kerja dapat dioptimalkan. Kebersamaan hendaknya selalu dijaga keharmonisannya sebelum kebersamaan itu menjadi tinggal kenangan.

Terima kasih kepada pembaca yang telah meluangkan waktu untuk menyimak tulisan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun