Sudah menjadi kebiasaan dalam keseharian saya bahwa setiap hari harus ada sebuah tulisan yang saya tuliskan. Entah itu hanya sebait puisi ataupun serangkaian cerita memoar yang baru saya lewati. Hal ini sebagai pengikat moment dalam keseharian saya, supaya tidak hilang menguap begitu saja seperti awan. Menimbang dan mengingat daya ingat saya yang berbatas waktu dan ruang.
Dan topik yang menjadi pilihan saya adalah tentang Halal Bi Halal. Halal Bi Halal yang hari ini digelar oleh Dinas Pendidikan Kota Cirebon. Halal bi halal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan Ramadhan.Â
Setelah selama tiga puluh hari umat Islam di Indonesia menjalankan ibadah puasa kemudian merayakan hari kemenangan dengan saling maaf memaafkan di antara sesama dalam balutan Hari Raya Idulfitri pada tanggal 1 syawal. Sudah menjadi tradisi acara Halal Bi Halal kerapkali digelar setelah merayakan hari raya Idul Fitri, baik oleh lingkungan pribadi (keluarga) maupun oleh berbagai instansi pemerintah maupun swasta.
Memang sejatinya Halal bi Halal yang dilaksanakan harus memiliki visi yang bermakna, tidak hanya sekedar pertemuan, salam-salaman, dan berakhir dengan makan-makan. Setidaknya ada pesan-pesan moral yang disampaikan dengan harapan bisa menguatkan nilai-nilai keimanan.Â
Sebelum beranjak ke acara inti, acara ini diawali oleh sambutan dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon Drs. H.Jaja Sulaeman, M.Pd. dan Sekretaris Daerah Kota Cirebon.
Ada beberapa hal yang bisa saya simak dari tausiyah yang disampaikan oleh Bapak DR.H.Achmad Kholiq. Dan ini menjadi bahan renungan bagi diri saya sendiri agar bisa menata hati, meniti diri agar bisa menjalani hidup ini dengan lebih baik lagi jika Allah Sang Pemilik Jiwa Raga ini masih memberi kesempatan bernafas pada raga saya.Â
Makna yang terkandung dalam Halal Bi Halal diantaranya : 1. Menghalalkan yang haram; 2. Meluruskan yang kusut; 3. Menjernihkan yang keruh.
Jika ada sengketa, permasalahan yang timbul dan belum terselesaikan diantara sesama anggota keluarga, teman, dan sesama umat muslim khususnya hendaknya pada moment ini saat yang tepat untuk saling meluruskan dan menyelesaikannya sehingga tidak ada lagi hal-hal yang masih menjadi ganjalan dalam pergaulan. Ibarat air, tidak selamanya jernih.Â
Begitu pula dalam berinteraksi sehari-hari. Adakalanya suasana menjadi tidak nyaman karena ucapan atau perbuatan yang kita lakukan