Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah berkaitan dengan implementasi Penguatan Pendidikan Karakter bagi para peserta didik. Salah satunya adalah dengan Kegiatan Pesantren Kilat di bulan Ramadhan. Hal itu hampir dilakukan di setiap sekolah mulai jenjang TK sampai dengan Sekolah Menengah Pertama.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat dirindukan kehadirannya. Bulan ramadhan merupakan bulan penuh berkah. Bulan penuh ampunan atas segala dosa-dosa yang pernah dilakukan. Bulan penuh rahmat, dimana do'a-do'a yang dipanjatkan akan dikabulkan-Nya. Setiap amal ibadah yang dilakukan akan dilipatgandakan. Saat yang tepat buat mengevaluasi diri dan menahan diri dari segala emosi serta penyakit hati. Bulan yang tepat untuk membentuk pribadi yang memiliki nilai religius, nilai nasionalis, nilai mandiri, nilai gotong royong, dan nilai integritas.
r tidak ketinggalan program kekinian. Namun esensi yang sebenarnya tidaklah diperhatikan. Hal itu yang sangat tidak diharapkan dalam kegiatan pesantren kilat ini. Tidak juga` hanya menjadi penggugur kewajiban saja.Â
Ada makna yang patut diambil dari kegiatan pesantren kilat di bulan ramadahan ini. Hendaknya ada perubahan perilaku peserta didik menuju perubahan ke arah yang lebih baik meski pelaksanaannya hanya dalam waktu yang sangat singkat.Â
Hal ini tentunya tak akan pernah lepas dari peran guru pembimbing yang ada di sekolah. Bagaimana dengan waktu yang sangat singkat dapat mengemas kegiatan pesantren kilat ini menjadikannya menarik dan menyenangkan. Metode dan pendekatan yang bagaimana sehingga pembelajaran ini dapat menarik para peserta didik sehingga tidak membosankan. Oleh karena itu apa yang menjadi tujuan akan tercapai dengan sangat memuaskan.
Tujuan diadakan kegiatan pesantren kilat di bulan ramadhan adalah sangat mulia. Peserta didik diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Â
Selain itu, peserta didik diharapkan dapat menerapkan dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka membentuk mental spiritual yang tangguh, kokoh dan mampu menghadapi tantangan-tantangan negatif, baik yang datang dari dirinya pribadi maupun dari luar dirinya.
Untuk tujuan yang mulia itu tentunya membutuhkan kesadaran dari para insan pendidikan, para pemerhati pendidikan dan semua elemen masyarakat yang peduli akan dunia pendidikan. Semoga apa yang menjadi harapan pemerintah untuk menyiapkan generasi emas pada tahun 2045 dapat terwujud.
Cirebon,31 Mei 2018
Novi Nurul Khotimah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H