Hari ini adalah merupakan Hari Pendidikan Nasional tanggal 02 Mei 2017 dengan tema Percepat Pendidikan yang Merata dan Kwalitas". Salah satu cara mewujudkan hal tersebut adalah dengan membaca untuk membuka jendela ilmu dan jendela dunia. Namun hal membaca ini masih menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan dimana anak-anak saat ini masih sangat kurang minat membaca. Pada moment ini permasalahan ini harus mendapat perhatian khusus bagi para orang tua, guru, masyarakat dan pemerintah.
Benarkah membiasakan membaca pada anak sulit diterapkan? Apakah benar anak sudah kehilangan minat dalam membaca? Apakah benar anak lebih peduli pada gatgetnya? Jawabannya adalah tidak sepenuhnya benar. Tergantung dari sisi mana dalam membidiknya.
Kiranya kita kurang bijak jika selalu menyalahkan anak kita jika mendapati nilai akademik di sekolah tidak sesuai harapan. Bahkan seringkali gadget yang menjadi kambing hitam atas peristiwa ini. Mulai saat ini di hari buku sedunia mari kita mulai berbenah. Berusaha mematahkan anggapan yang salah. Sedikit berbagi, pembiasaan membaca sudah terapkan kepada anak di rumah dan itu tidak sesulit yang sering dikeluhkan para guru di sekolah. Tidak ada yanh sulit jika kita mau berusaha.
Bagaimana membiasakan mambaca di lingkungan keluarga?
Membiasakan membaca buku pada anak harus kita mulai memperkenalkannya sejak dini. Dari lingkungan terdekatnya dulu yaitu lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah faktor utama dan pertama anak dapat membiasakan membaca. Orang tua di rumah harus menjadi tauladan anak. Baik dalam memberikan contoh kebiasaan membaca atau memberikan fasilitas membaca.
Sejak dalam kandungan ibunya, anak sudah dibiasakan mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al Qur'an. Saat anak sudah mulai bisa melihat benda dan memegang benda, berikanlah mainan-mainan menarik yang ada unsur gambar dan huruf-huruf abjadnya. Sesuai perkembangannya, biasanya usia anak memasuki dua tahun, mulai senang melihat gambar-gambar dengan warna-warna yang mencolok. Berikanlah jenis mainan yang memiliki karakter merangsang anak mengenal huruf-huruf. Dengan tidak mengabaikan masa perkembangan anak yang senang bermain.
Setelah anak sudah mengenal huruf, suku kata dan kata, sering-seringlah diajak ke tempat bacaan ato buku. Ajaklah anak ke toko buku swalayan. Biasanya toko buku swalayan fasilitasnya lengkap. Jenis-jenis buku sangat lengkap hanya tinggal melihat katalog yang sudah disiapkan oleh management toko tesebut. Biarkanlah anak memilih buku bahan bacaan sesuai dengan passionnya. Berikan kebebasan dalam mengeksplore minatnya. Kebiasaan itu harus terus dan terus dipupuk. Lama kelamaan anak akan timbul minat membaca. Dengan sendirinya akan meminta dan mengajak orang tua untuk selalu berkunjung ke toko buku. Di saat seperti inilah orang tua bisa mengarahkan anak untuk memilih bacaan yang menunjang pelajaran di sekolah. Alihkan perhatian anak untuk membaca bahan bacaan yang berkaitan dengan mata pelajaran di sekolah terutama mata pelajaran yang dirasa anak masih kurang menguasai.
Bagaimanakah membiasakan membaca pada anak didik di sekolah?
Tidak berbeda jauh dengan membiasakan membaca di lingkungan keluarga. Di sekolahpun guru harus bisa mengubah mindset bahwa membiasakan membaca pada anak didik saat ini dari sangat sulit menjadi sangat mudah. Pertama, berikan cerita, dongeng atau bacaan apapun yang menarik buat anak. Cerita itu janganlah dibaca sampai dengan selesai sehingga anak didik menjadi penasaran cerita akhirnya. Kedua, perpustakaan sekolah ditata senyaman mungkin agar anak didik kerasan berada di dalamnya. Ketiga, sering-seringlah anak didik diajak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan literasi. Keempat, berikan reward kepada siswa yang dapat menyelesaikan bacaan satu buah buku atau sesuai tagihan yang ditargetkan. Dengan demikian lambat laun anak didik akan mulai mencintai buku dan tentunya gemar membaca. Tidaklah sulit, hanya butuh kegigihan guru dalam membimbing, mengarahkan, dan membina anak didik untuk lebih mencintai buku. Hal ini sesuai dengan gerakan literasi siswa yang sedang booming digalakkan oleh pemerintah.
Dari paparan diatas, untuk membiasakan membaca tidaklah sesulit yang dibayangkan yang penting ada pembiasaan dari lingkungan-lingkungan terdekatnya. Semoga dengan moment Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei menjadi titik tolak dalam meningkatkan gairah membaca pada anak-anak sehingga muncul geliat dari gemar membaca yang mulai surut pada anak-anak.
Cirebon, 02052017
Novi Nurul Khotimah
Kepala SDN Pelandakan 1 Kota Cirebon
Anggota KPLJabar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H