Mohon tunggu...
Novi Nurul Amaliah
Novi Nurul Amaliah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan Gel 1 Tahun 2023 Universitas Pancasakti Tegal

Bimbingan dan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Lingkungan Aman: Strategi Pencegahan Perilaku Bullying

12 Maret 2024   12:10 Diperbarui: 12 Maret 2024   12:16 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perilaku bullying merupakan suatu tantangan yang serius yang sangat menjadi perhatian saat ini karena mempengaruhi jutaan anak -- anak dan remaja di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.  Dari sekolah hingga lingkungan online atau media sosial, tidak ada tempat yang terlindungi sepenuhnya dari dampak negatif perilaku bullying. Perilaku bullying dapat memiliki dampak serius pada kesejahteraan mental dan emosional korbannya, serta dapat menyebabkan masalah -- masalah seperti depresi, kecemasan, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri. Penting untuk mencegah dan mengatasi perilaku bullying untuk memberikan pendidikan tentang penghormatan, empati, dan toleransi kepada seluruh anggota masyarakat terutama di sekolah serta memberikan dukungan dan perlindungan kepada korban bullying.

Perilaku bullying memiliki  urgensi yang sangat tinggi dalam masyarakat karena melihat dampaknya yang begitu merusak, baik bagi korban maupun bagi pelaku, serta bagi lingkungan di sekitarnya. Beberapa alasan mengapa penanganan perilaku bullying menjadi urgensi yang penting: 1)  Korban bullying seringkali mengalami tekanan emosional yang berat, yang dimana dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri. Mereka juga mungkin mengalami penurunan harga diri dan gangguan emosional yang berkepanjangan. 2) Anak -- anak yang menjadi korban bullying cenderung mengalami penurunan dalam prestasi akademik mereka karena mereka merasa kesulitan berkonsentrasi belajar di sekolah, merasa takut untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan belajar, atau bahkan sering absen karena menghindari situasi bullying. 3) Selain dampak mental dan emosional, korban bullying juga rentan mengalami cedera fisik akibat tindakan agresif dari pelaku bullying. Ini bisa berupa luka fisik, sakit kepala, atau masalah kesehatan lainnya yang disebabkan oleh stress yang sudah terlalu parah. 4) Perilaku bullying menciptakan lingkungan yang tidak aman dan tidak ramah di sekolah maupun di masyarakat. Hal ini dapat mengganggu proses belajar, mengurangi kepercayaan diri individu dan memicu perasaan ketakutan dan ketidakamanan. 5) Jika perilaku bullying tidak ditangani dengan serius, itu akan menciptakan siklus kekerasan dimana korban menjadi pelaku di masa depan

Untuk mengatasi perilaku bullying memang memerlukan upaya bersama dari semua pihak, termasuk pendidik, orang tua, siswa dan masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan memainkan peran kunci dalam pencegahan bullying. Mulai dari usia dini, anak -- anak harus diajarkan tentang sikap empati, toleransi, dan menghargai perbedaan. Program -- program anti bullying yang efektif harus diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah, menyediakan platform untuk diskusi terbuka dan pemahaman yang lebih baik tentang dampak negatif dari perilaku tersebut.

Dari data yang dihimpun oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), kasus bullying masih menjadi teror bagi anak-anak di lingkungan sekolah. Dari data tersebut diketahui, tercatat terjadi 226 kasus bullying pada tahun 2022. Lalu di tahun 2021 ada 53 kasus, dan tahun 2020 sebanyak 119 kasus. Sementara itu untuk jenis bullying yang sering dialami korban ialah bullying fisik (55,5%), bullying verbal (29,3%), dan bullying psikologis (15,2%). Untuk tingkat jenjang pendidikan, siswa SD menjadi korban bullying terbanyak (26%), diikuti siswa SMP (25%), dan siswa SMA (18,75%). Itu baru yang tercatat. Karena kita ketahui sebenarnya praktik bullying seringkali kita temui di berbagai lapisan lingkungan. Harus menjadi perhatian bersama besarnya dampak dari praktik bullying. (Sumber: https://www.dpr.go.id)

Dengan melihat semakin meningkatnya kasus bullying, perlu adanya kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat. Pencegahan bullying juga memerlukan kolaborasi yang erat antara sekolah, orang tua, dan masyarakat. Orang tua harus diundang untuk terlibat dalam upaya pencegahan, baik melalui dukungan mereka terhadap anak -- anak mereka di rumah maupun berpartisipasi dalam program -- program sekolah, Sekolah harus menjadi tempat yang aman dan inklusif bagi semua siswa. Untuk mencapai hal ini, diperlukan upaya aktif untuk mempromosikan budaya sekolah yang berbasis pada penghargaan dan saling dukung serta kegiatan ekstrakurikuler yang menggalakkan kolaborasi dan kerjasama dapat membantu mengurangi risiko bullying dan menciptakan lingkungan yang lebih positif. Selain memahami dan mengatasi perilaku bullying secara langsung, penting juga untuk membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang kuat. Dengan memberikan dukungan kepada mereka dalam mengelola konflik, meningkatkan kepercayaan diri, dan membangun hubungan yang sehat, kita dapat membantu mereka menjadi individu yang lebih tangguh dan mampu menghadapi tekanan dari lingkungan sekitarnya.

Pencegahan bullying memerlukan upaya bersama dari seluruh komunitas pendidikan dan masyarakat. Dengan memahami akar penyebabnya, mempromosikan kesadaran, dan membangun lingkungan yang mendukung, kita dapat melawan perilaku bullying dan menciptakan dunia di mana setiap anak merasa aman, dihargai, dan didukung dalam perkembangan mereka.






Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun