Sukabumi, 15 Mei 2024 - Puskesmas setempat telah mengidentifikasi 46 kasus stunting pada anak-anak di wilayah Kelurahan Benteng. Temuan ini menyoroti pentingnya upaya lebih lanjut dalam mencegah dan menangani masalah kesehatan ini di komunitas lokal. Stunting, yang ditandai oleh pertumbuhan terhambat akibat kurang gizi kronis merupakan masalah kesehatan yang serius karena berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif anak-anak. Kepala Puskesmas Kelurahan Benteng, Dede Ruswandi, S.Kep.Ners menyatakan bahwa hasil identifikasi ini dilakukan melalui program penimbangan dan pengukuran tinggi badan yang rutin dilakukan setiap bulan.
"Data ini sangat mengkhawatirkan, mengingat dampak jangka panjang dari stunting pada kualitas hidup anak-anak tersebut. Kami telah meningkatkan program pemberian makanan tambahan dan edukasi gizi kepada orang tua untuk mengatasi masalah ini," kata Dede Ruswandi, S.Kep.Ners. Puskesmas Kelurahan Benteng kini menggencarkan berbagai intervensi termasuk penyuluhan gizi, pemantauan tumbuh kembang anak, serta distribusi makanan bergizi kepada keluarga yang membutuhkan.
Program ini juga melibatkan kader kesehatan dan dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah daerah dan organisasi non-pemerintah. Kemudian, mahasiswa Program Pengabdian Masyarakat Berkelanjutan (P2MB) 2024 Universitas Pendidikan Indonesia yang terdiri dari 10 orang juga membantu pihak puskesmas untuk membagikan makanan tambahan yang terdiri dari bubur kacang hijau, telur rebus, susu, sayur-sayuran, dan buah-buahan kepada sekitar 30 anak di Kelurahan Benteng.
Mahasiswa juga memberikan edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya gizi seimbang dan cara menyiapkan makanan bergizi dengan bahan yang mudah didapat di daerah setempat. Selain memberikan makanan tambahan, para mahasiswa juga mengadakan berbagai kegiatan edukatif dan interaktif untuk anak-anak, seperti permainan edukasi, lomba menggambar, dan penyuluhan kesehatan. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak-anak akan pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan diri.
Salah satu ibu yang anaknya teridentifikasi stunting, Ibu Siti mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Puskesmas dan Mahasiswa. "Kami sekarang lebih paham tentang pentingnya gizi seimbang untuk anak-anak. Bantuan dari Puskesmas dan mahasiswa sangat berarti bagi kami," ujar Ibu Siti

Kepala Puskesmas Kelurahan Benteng, Dede Ruswandi, S. Kep. Ners menyambut baik inisiatif mahasiswa ini. "Kolaborasi dengan mahasiswa sangat membantu kami dalam menjalankan program kesehatan di kelurahan. Kehadiran mahasiswa membawa energi baru dan membantu kami menjangkau lebih banyak anak dan keluarga," ujar Dede Ruswandi, S. Kep. Ners.
Dengan adanya program ini, diharapkan angka stunting di Kelurahan Benteng dapat berkurang dan anak-anak dapat tumbuh dengan lebih sehat. Mahasiswa Program Pengabdian Masyarakat Berkelanjutan (P2MB) 2024 juga berharap inisiatif mereka dapat menjadi contoh bagi daerah lain dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam upaya mengatasi stunting.
Melalui program pemberian makanan tambahan ini menunjukkan bagaimana kolaborasi antara mahasiswa, Puskesmas, dan masyarakat dapat memberikan dampak positif dalam mengatasi masalah kesehatan, khususnya stunting, dan pentingnya peran serta semua pihak untuk menciptakan masa depan yang lebih sehat bagi anak-anak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI