Mohon tunggu...
Lyfe

Untukmu, Generasi Muda Indonesia

24 Januari 2016   21:47 Diperbarui: 24 Januari 2016   22:29 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Rokok, benda sepanjang 9 cm ini dianggap menjadi barang ‘normal’, khususnya di kalangan generasi muda.

Tetapi taukah kamu? Proporsi merokok perempuan berumur ≥ 15 tahun di Indonesia sebanyak 6,7 % sedangkan untuk laki-laki menempati urutan terbesar di dunia yaitu 67,4% (Riset Kesehatan Dasar dan Atlas Tembakau 2013). Lebih memprihatinkan lagi bila kita melihat prevalensi perokok pemula pada usia 10-14 tahun, yang pada tahun 1995 sebesar 8,9% dan tahun 2013 meningkat menjadi 18% (Susenas, 1995; Riskesdas, 2013).

Peningkatan ini kurang lebih sebesar 100%. Kecenderungan peningkatan jumlah perokok membawa konsekuensi jangka panjang. Semakin banyak generasi muda yang terpapar dengan asap rokok tanpa disadari zat toksik dan karsinogenik terus menumpuk dan akibatnya sangat fatal. Apalagi saat ini, anak-anak dan remaja semakin dijejali dengan ajakan merokok oleh iklan, promosi dan sponsor rokok yang sangat gencar.

Iklan rokok memang membawa kesan bahwa merokok itu baik dan menjadi hal yang biasa. Iklan rokok menawarkan identitas personal atau sosial dimana hal ini sangat mempengaruhi remaja yang sedang dalam proses pembentukan jati diri mereka (Factsheet SFA, 2015). Faktanya 70% remaja memiliki persepsi positif ketika melihat iklan rokok, 50% merasa lebih percaya diri, dan 37% merasa keren (Media Effect and Society, 2001).

Generasi muda Indonesia tidak menyadari bahwa mereka sedang menjadi target penjualan rokok. Pemerintah telah berupaya mengurangi paparan iklan rokok. Beberapa pemerintah kota telah melarang iklan-iklan rokok yang biasanya dipasang di pinggir-pinggir jalan. Sekarang tinggal kemauan dari generasi muda kita untuk berhenti merokok dan tidak mencoba rokok.

Yuk, mari kita pahami bersama bahwa merokok itu suatu kebiasaan buruk. Tentunya kebanyakan dari kita sudah mengetahui kandungan dan bahaya rokok, apalagi sekarang terpampang jelas peringatannya pada 40% bungkusnya. Bagi kamu, generasi muda Indonesia yang masih merokok, yuk coba berhenti pelan-pelan sebelum paru-parumu merasa ‘kelelahan’, sebelum otakmu terbiasa dengan nikotin, dan sebelum pembuluh darahmu dipenuhi karbon monoksida dan logam berat lainnya. Yuk, kumpulkan tekadmu untuk berhenti merokok.

Kalian bisa mengganti rokok pelan-pelan dengan mengonsumsi permen atau mengalihkan keinginan merokok dengan kegiatan lain yang positif. Banyak keuntungan yang kamu dapatkan jika berhenti merokok. Taruhlah dalam sehari dihabiskan 4 batang rokok, total sebulan 120 batang. Harga rata-rata per batang Rp 600. Apabila berhenti merokok, dapat dihemat Rp 72000 per bulan.

Uang itu bisa digunakan untuk keperluan lainnya atau ditabung. Keuntungan lainnya, nilai oksigen dalam tubuhmu akan kembali normal; kadar CO dan nikotin mulai menurun; resikomu untuk terkena penyakit jantung, kanker paru-paru, stroke, dan penyakit lainnya juga akan berkurang. Bukan hal yang mudah memang, tetapi bukan tidak bisa.  Sedangkan bagi kamu, generasi muda Indonesia yang tidak merokok, jangan coba-coba untuk merokok dan bantu teman-temanmu untuk berhenti merokok. Kill the habit before the habit kills you..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun