Mohon tunggu...
Novi Lestiani
Novi Lestiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030010_UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Semoga suka sama tulisan yaaa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tarian Sigale-gale, Upacara Adat Sumut

4 Maret 2023   00:17 Diperbarui: 4 Maret 2023   02:43 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tarian sigale- gale  merupakan salah satu kesenian yang berasal dari Samosir yang biasa dimainkan pada saat adanya kunjungan wisata dari mancanegara. Pertunjukan ini yaitu kesenian yang dimainkan oleh boneka sigale-gale.

Dikisahkan sigale-gale adalah patung kayu yang dibuat untuk menyenangkan Raja Rahat yang dulu dikenal sebagai penguasa di pulau Samosir. Sigale-gale memiliki keunikan tersendiri yaitu dapat menari dan mengeluarkan air matanya serta dapat bergerak sendiri pada saat ritual tertentu. 

Pada umumnya sigale-gale ini dikhususkan hanya untuk orang yang meninggal dan tidak mempunyai anak. Karena menurut kepercayaan masyarakat Batak Toba disana bahwa orang yang tidak memiliki keturunan itu dianggap pembawa sial dan hina. 

Sejarah sigale-gale ini dibuat untuk memanggil arwah Manggale, yaitu putera mahkota yang gugur dimedan perang. Karena, Raja Rahat pada saat itu belum bisa menerima kepergian dari sang putera itu sendiri yang membuat ia jatuh sakit.

Kepercayaan Etnis Batak yang melakukan upacara tersebut pada saat kematian, roh orang yang meninggal tersebut dapat menjadi tumbang untuk patung sigale-gale itu sendiri. Adapun mitos yang beredar bahwasanya apabila boneka sigale-gale ini dibangun sendirian, maka roh pematung itu akan menjadi tumbal dan akan meninggal apabila patungnya sudah jadi.

Adapun ciri khas dari patung sigale-gale adalah dengan mengenakan kain ulos Antakantak yaitu selendang orang tua yang biasa digunakan untuk melayat ketika ada kematian. Serta ulos itu sendiri juga dapat digunakan untuk acara manortor (menari).

Sebagai pengering Tarian sigale-gale ini biasanya menggunakan musik tradisional yaitu musik gondang, yang terdiri dari saling, gong, gendang, yang disesuaikan dengan gerakan para penarinya.  

Tarian ini menjadi salah satu ikoniknya Sumatera Utara karna setiap wisatawan yang berkunjung ke sumut tidak afdol jika tidak berkunjung kedaerah Samosir. Wisatawan biasanya disuguhi dengan Tarian yang baik, dimana wisatawan juga dapat menari bersama para penari diiringi musik tradisional. 

Setelah adanya ajaran agama Kristen dimasyarakat Toba, upacara adat sigale-gale tidak lagi digunakan untuk upacara kematian. Tetapi, pertunjukan tersebut sebagai sarana rekreasi dan hiburan bagi masyarakat. Kesenian ini juga dikenal sebagai hal yang mistis karena banyaknya rumah yang beredar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun