Peta-peta tersebut disusun berdasarkan data akurat yang telah diperoleh dari BPBD Kota Surakarta yang diolah menggunakan aplikasi ArcGIS untuk dijadikan peta.
Setelah berkoordinasi dengan Kepala Sekolah beserta Ibu guru pengajar kelas 6 SD, mahasiswa KKN tersebut akhirnya mendapatkan izin untuk mengadakan kegiatan sosialisasi dan pendidikan mitigasi bencana. Kegiatan tersebut diberi nama "Eksplorasi Peta dan Pendidikan Mitigasi Bencana". Para guru pengajar SD Negeri Dukuhan Kerten menyambut baik dengan senang atas adanya kegiatan tersebut.
Kegiatan sosialisasi ini dilakukan dengan penjelasan materi dan eksplorasi mengenai peta, yang mana dilanjutkan dengan penjelasan potensi bencana yang bisa terjadi di Kecamatan Laweyan terutama di Kelurahan Kerten.
Para siswa menyambut dengan baik kegiatan tersebut di mana tak sedikit pula siswa yang berani berinteraksi pada sesi penjelasan dan tanya jawab mengenai peta rawan bencana yang dipresentasikan. Siswa-siswa sudah mampu menginterpretasi dan mengelompokkan bencana apa yang ditayangkan di LCD proyektor.
Salah satu siswa bernama Rangga terlibat aktif dalam berinteraksi ketika sosialisasi berlangsung di mana ia aktif menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pemateri.
"Banjir, gempa bumi, longsor jenis bencana alam", ujarnya.
Kegiatan sosialisasi itu bertujuan untuk mengenalkan pendidikan mitigasi bencana. Kelurahan Kerten merupakan salah satu Kelurahan di Laweyan yang akhir-akhir ini beberapa kali merasakan gempa bumi. Gempa yang dirasakan ini merupakan salah satu dampak dari gempa yang bersumber dari tempat lain seperti gempa bumi yang berepisentrum di Pacitan.
Walaupun episentrum gempa bumi tersebut jauh, diharapkan para siswa bahkan seluruh warga di Kelurahan Kerten bisa tanggap bencana gempa bumi. Hal ini Mengingat bahwa Kota Surakarta berdekatan dengan beberapa gunung berapi aktif dan sesar aktif yang mana dapat meningkatkan potensi adanya gempa bumi. Pendidikan mitigasi bencana diperlukan agar para siswa dan warga mampu meminimalisir risiko yang terjadi ketika bencana tersebut terjadi.
Kegiatan pendidikan mitigasi bencana dilakukan dengan proses presentasi serta tanya jawab mengenai proses mitigasi bencana gempa bumi. Di mana saat kegiatan pendidikan mitigasi bencana ini dilaksanakan bersamanya dengan praktik kecil-kecilan seperti bagaimana cara untuk melindungi kepala ketika terjadi gempa, bagaimana cara untuk cepat keluar dari gedung atau bangunan, bagaimana cara lebih sikap sebelum, saat, dan sesudah terjadinya bencana gempa bumi itu terjadi.
Setelah presentasi mengenai eksplorasi peta dan penjelasan mengenai potensi bencana yang ada, mahasiswa KKN 45 UNS melanjutkan kegiatan sosialisasi dengan praktik pembuatan peta dengan teknik jiplak. Pada kegiatan ini setiap siswa diberikan kesempatan untuk membuat peta dengan teknik cetak berbantuan dengan kertas kalkir.
