Novi Kusumawati
CGP Angkatan 9 - Kota Surakarta
Sekolah adalah lingkungan yang sangat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Budaya positif yang diciptakan di sekolah memiliki peran penting dalam membentuk karakter, perilaku, dan sikap siswa. Oleh karena itu, penerapan budaya positif di sekolah adalah langkah yang sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, sehat dan produktif guna mewujudkan murid yang berkarakter dan pembelajaran yang berpusat pada murid.
Tujuan akhir dari penerapan budaya positif di sekolah yaitu guna menyelaraskan antara Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak sebagai acuan mengembangkan Prakarsa Perubahan Visi Guru Penggerak yang merujuk pada Visi Sekolah demi menumbuhkan Budaya Positif di Sekolah sehingga dapat Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Menurut filosofi pemikiran dari KHD, sebagai seorang pendidik, guru diibaratkan sebagai seorang petani yang memiliki peranan penting untuk menjadikan tanamannya tumbuh subur. Pendidik akan memastikan bahwa tanah tempat tumbuhnya tanaman adalah tanah yang cocok untuk ditanami.Pendidik juga bertugas "menuntut" murid, dimana sebagai seorang 'pamong', Guru dapat memberikan 'tuntunan' agar murid dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Pendidikan sejatinya yaitu menuntut murid dalam mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan kodrat alam dan zamannya.Â
Menurut filosofi KHD, mendidik dan mengajar adalah sebuah proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani dan rohani. Menilik dari filosofi tersebut, maka nilai dan peran guru dalam pendidikan haruslah selaras dan sejalan dengan apa yang ingin dicapai. Adapun Nilai dari seorang guru penggerak, yaitu Kolaboratif, Mandiri, Inovatif, Kreatif serta Berpihak pada Murid. Sedangkan peran guru antara lain yaitu Menjadi Pemimpin Pembelajaran, Menjadi Coach Bagi Guru Lain, Mendorong Kolaborasi, Mewujudkan Kepemimpinan Murid, dan Menggerakkan Komunitas Praktisi.
Untuk mewujudkan Budaya Positif di lingkungan sekolah, khususnya pada SMP Negeri 6 Surakarta, dapat dilakukan mulai dari pembiasaan-pembiasaan yang positif di sekolah. Adapun pembiasaan positif yang telah dilakukan di SMP Negeri 6 Surakarta antara lain Guru Menyambut Kedatangan Siswa setiap pagi di depan gerbang sekolah, selalu saling menyapa jika bertemu, kegiatan Sholat Dhuha berjamaah yang telah dijadwalkan setiap hari Jum'at di minggu ketiga.
Kegiatan murojaah Al Qur'an setiap hari Rabu dan Kamis pagi sebelum pembelajaran dimulai, Bekerja Bakti membersihkan ruang kelas, dan lain-lain. Dengan Budaya Positif yang dilakukan di sekolah, dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi murid selama proses pembelajaran berlangsung. Budaya positif juga dapat mendorong murid untuk berpikir, bertindak dan mencipta sebagai proses memerdekakan dirinya, sehingga murid menjadi mandiri dan dapat bertanggung jawab.
Adapun budaya positif yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah antara lain dengan: penerapan disiplin positif, memahami teori motivasi perilaku manusia, dengan membuat keyakinan sekolah atau kesepakatan kelas, menerapkan posisi kontrol yang tepat dan melakukan penerapan segitiga restitusi dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada murid.
Disiplin positif dapat dilakukan melalui upaya dalam penerapan disiplin diri kepada murid  tanpa adanya ancaman ataupun hukuman. Mengarahkan murid ke arah disiplin diri yang dapat mengontrol diri dalam melakukan segala tindakan dan juga dengan disiplin positif dapat membuat murid memahami dan menyadari tindakan yang dilakukan berdasarkan motivasi internal, bukan dari akibat paksaan, pujian atau hukuman.
Selain penerapan disiplin positif, murid juga diajarkan tentang nilai-nilai kebajikan atau nilai keyakinan kelas yang universal yang mudah dimengerti dan dipahami oleh murid. Murid diajak berdiskusi tentang kesepakatan kelas atau keyakinan sekolah yang dapat diterapkan di lingkungan kelas maupun sekolah, sehingga nilai-nilai kebajikan tersebut dapat melekat dalam setiap individu murid, yang diharapkan dapat menumbuhkan karakter pada diri murid yang dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.Â