Mohon tunggu...
Novi Kurnia
Novi Kurnia Mohon Tunggu... Wiraswasta - a random writer

I am a random person. Also, I am a random writer. By writing, it help me a lot to re arrange my mind, to re-structurize my mind. Having interest in writing about social topics, psychology (mostly MBTI), sometimes make up. This blog is owned by me: heyitsnovi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Surat Untuk Kucingku Tersayang

14 November 2021   12:46 Diperbarui: 14 November 2021   12:52 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat Sapiudin---nama kucingku---menghilang aku sudah merasakan adanya firasat bahwa kucingku akan meninggalkan aku untuk selama-lamanya. Aku telah mengikhlaskan kepergiannya.

Sapiudin, adalah nama kucing aku. Barangkali anda akan segera mengetahui alasan mengapa aku memberikan nama Sapiudin kepada kucingku, yaitu dari corak dan warna kucingku yang menyerupai seekor sapi. Selain itu, Sapiudin memiliki bobot tubuh yang cukup besar bagi kucing---yang bahkan orang ketika pertama kali kaget ketika melihat bahwa Sapiudin adalah seekor kucing kampung biasa. Sapiudin adalah kucing kampung yang memiliki ukuran badan yang besar dan memiliki bobot sebesar 7kg.

"Ngapain kamu melihara kucing jelek gitu? Ini loh aku punya kucing peranakan yang bagus," kata tetangga yang terheran-heran aku begitu menyayangi kucingku, yang merupakan kucing kampung biasa dan bukan kucing peranakan.

Bagiku, Sapiudin bukan hanya kucing peliharaan biasa saja. Sapiudin adalah titipan Tuhan, untuk menghiburku di masa-masa terbawahku. Menghiburku ketika aku sedih bahkan aku depresi saat itu. Begitu penting keberadaan Sapiudin untukku --- Sapiudin bukan hanya kucing peliharaan biasa saja.

img-20190916-wa0015-6190a14d06310e14753792d2.jpg
img-20190916-wa0015-6190a14d06310e14753792d2.jpg
Seperti halnya kucing pada umumnya, Sapiudin melakukan hal-hal aneh yang kerap mengundang tawa. Ada saat dimana Sapiudin tercebur selokan, kemudian pulang ke rumah dalam keadaan kotor dan basah kuyup. 

Ada disaat Sapiudin berantem dengan kucing tetangga, kemudian pulang dalam keadaan babak belur. Saat-saat dimana Sapi sakit dan membuat seisi rumah khawatir karena Sapi tidak selera makan. 

Saat dimana Sapi harus mengamuk karena dijahilin oleh seisi rumah. Begitu banyak warna yang telah Sapiudin berikan, begitu banyak aksi yang mengundang tawa. 

Kucing tidak hanya dinilai dari bentuknya saja, dari ras mana mereka berasal. Yang terpenting bagi hubungan antara pemilik dan hewan peliharaan adalah keterhubungan secara emosional. Bagiku, hewan peliharaan haruslah teman yang memiliki satu vibrasi denganku---soulmate.

Pertama kali Sapiudin menghilang, beberapa minggu tidak pulang benar-benar berdampak bagiku. Aku menangis semalaman, menangisi dimana perginya kucingku.  Aku takut terjadi apa-apa, aku ingin Sapi pulang dengan selamat. Dan Alhamdulillah, dua minggu kemudian Sapi pulang. Dengan raut wajah yang tidak berdosa, Sapi pulang dan langsung minta makan. Antara bahagia dan kesal, kenapa kucing begitu semaunya sendiri? Apakah tidak mengerti bahwa pemilik sangat khawatir dengan menghilangnya dia?

Beberapa minggu Sapiudin hanya mau di rumah, dia hanya berjalan-jalan keluar untuk buang hajat. Dan tanpa aku sadari, saat itu adalah saat-saat aku dan keluarga menikmati waktu terakhir dengannya. 

Ada malam-malam dimana Sapi maunya tidur di kamar orang tuaku, saat-saat terakhir kami berburu kutu-kutu di bulu Sapiudin. Saat-saat aku berusaha mengabadikan momen dalam video dengan Sapi. 

Yang pada akhirnya, bulan Agustus 2018 merupakan akhir kebersamaan keluargaku dengan Sapi. Sapi menghilang lagi, namun kali ini tidak lagi kembali. Aku kembali bersedih selama berhari-hari. Sapiudinku hilang lagi, dan dalam mimpiku terlihat sosok Sapiudin di depan rumah namun dia bergeming dan tidak mau masuk rumah. 

Disitulah, mungkin Sapiudin mengerti bagaimana sedihnya aku dan dalam kepergiannya dia seolah menegaskan jika dia tidak akan kembali lagi. 

Terkadang hidup itu seperti mimpi, rasa bahagia saat aku bertemu Sapiudin yang bersembunyi di kolong tempat tidur hingga saat kepergiannya hingga dia tidak kembali lagi. Terimakasih telah mewarnai dan menghiburku, kucingku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun