Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan banyak potensi, juga menghadapi tantangan besar dalam berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Salah satunya adalah masalah lingkungan yang disebabkan oleh sampah, yang mengakibatkan kerusakan lingkungan karena memengaruhi ekosistem dan kehidupan manusia. Permasalahan sampah di Indonesia menjadi polemik, dan dengan populasi yang terus berkembang, masalah ini tampaknya tidak ada hentinya. Tentu sudah jelas bahwa sampah yang dihasilkan manusia tidak akan pernah habis jika tidak ditangani dan dikelola dengan baik, dan hal ini terjadi di Indonesia.
Indonesia membutuhkan gebrakan baru yang didukung penuh oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan sampah ini. Namun, hal ini tidak akan efektif jika kesadaran tidak dimulai dari individu yang menghasilkan sampah tersebut. Saat ini, Indonesia memiliki pahlawan dalam menyadarkan masyarakat tentang permasalahan sampah, yaitu Pandawara Group. Pandawara Group merupakan kelompok penggerak dan pemengaruh yang berfokus pada permasalahan sampah dan kebersihan lingkungan. "Panda" diambil dari kisah tokoh pewayangan Mahabharata yang berarti lima, sedangkan "Wara" berasal dari bahasa Sunda yang artinya baik, sehingga Pandawara berarti "lima pemuda yang membawa kabar baik." Anggota kelompok ini terdiri dari lima orang sekawan asal Bandung, yaitu Agung Permana, Muhammad Ikhsan, Gilang Rahma, Rafla Fasya, dan Rifki Sa'dulah. Pandawara percaya pada kekuatan aksi kolektif untuk menciptakan perubahan yang berarti. Mereka mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam misi menjaga lingkungan untuk melestarikan dan melindungi keindahan alam bumi kita.
Aksi bersih-bersih sampah yang mereka lakukan bukanlah untuk mencari pujian, melainkan untuk mendorong masyarakat Indonesia peduli terhadap kebersihan lingkungan, terutama di lingkungan sungai yang sering mengalami banjir akibat sampah. Kegiatan mereka tidak hanya terbatas pada lingkungan sungai di sekitar Bandung, tetapi juga telah meluas ke berbagai lokasi di luar Bandung. Seiring dengan semakin dikenalnya Pandawara Group, mereka mulai mengeksplorasi tempat-tempat dengan masalah sampah lainnya di Indonesia. Salah satu konten yang paling populer adalah mengenai 'Pantai Terkotor ke-4 di Indonesia' yang terletak di Pantai Cibutun Loji, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang mereka bersihkan pada 6--7 Oktober 2023 dan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama.
Aksi pertama yang mereka lakukan berupa usaha untuk memperbaiki sungai yang sudah rusak ekosistemnya. Mereka membuat program adopsi sungai dengan fokus pada titik-titik sungai yang sering menjadi tempat bermuaranya banyak sampah. Pembersihan berkala dan revitalisasi dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kepengurusan berlanjut di setiap titik sungai yang diadopsi, dengan fasilitas yang disediakan oleh Pandawara.
Kedua, mereka melakukan penanaman edukasi dan fundamental kecintaan terhadap lingkungan melalui program 'Ajaraksa,' di mana mereka mengunjungi sekolah-sekolah menengah pertama untuk memaparkan cara bijak mengelola sampah serta menjelaskan jenis-jenis sampah dan bahayanya membuang sampah sembarangan. Target Pandawara adalah anak berusia 11 hingga 15 tahun, dengan tujuan agar saat mereka dewasa dapat menjadi kritis terhadap lingkungan dan memperbesar peluang terciptanya Indonesia Emas 2045.
Ketiga, mereka memiliki program 'Jaganadara' yang dirancang untuk semua generasi agar gerakan ini dapat menjadi massif dan intensif, terutama pada generasi saat ini. Mengingat kondisi lingkungan dan kesadaran yang masih rendah, mustahil jika gerakan ini dilakukan oleh kelompok kecil. Pandawara akan memberikan fasilitas untuk kelompok-kelompok ini agar terus berkembang dari barat hingga timur.
Keempat, upaya yang dilakukan Pandawara untuk memperkuat pengalaman dan ilmu dilakukan melalui program 'Creator Contribution,' di mana mereka mengunjungi berbagai negara maju yang telah berhasil membangun manajemen sampah dengan baik dan benar. Pandawara akan menduplikasi dan memodifikasi praktik tersebut untuk diterapkan di Indonesia. Selain itu, Pandawara juga mengunjungi negara yang mengalami permasalahan lingkungan untuk mengkaji penyebab dan dampaknya agar informasi tersebut dapat disebarluaskan kepada masyarakat.
Kegiatan Pandawara yang dimulai dari kesadaran akan kebersihan lingkungan di sekitar rumah akibat sering terjadinya banjir, menjadikan mereka mulai populer karena konten bersih-bersih. Pandawara pertama kali mengunggah kegiatan mereka pada akun TikTok @pandawaragroup pada Agustus 2022, hingga September 2024 akun TikTok mereka telah mencapai 12 juta pengikut dengan 200 video. Selain TikTok, mereka juga aktif di media sosial Instagram dengan 3,2 juta pengikut dan 349 postingan yang berisi berbagai kegiatan mereka mengenai kepedulian lingkungan. Selain itu, Pandawara juga aktif di media sosial X dengan nama akun @pandawara01 dengan biografi singkat 'not cleaning but reducing' pada beranda sosial medianya. Terakhir, mereka menggunakan media sosial YouTube untuk mengkampanyekan dan mendokumentasikan kegiatan mereka, meskipun sudah tidak aktif namun akun dengan nama @pandawaragroup ini memiliki 146 subscriber dan 14 video dengan terakhir unggahan 11 bulan yang lalu.
Efek kampanye Pandawara terhadap masyarakat Indonesia tentunya memberikan pengaruh yang besar. Melalui aksi bersih-bersih mereka, Pandawara menyebarkan muatan kebaikan yang menghasilkan lingkungan yang lebih bersih. Konten positif ini berpotensi meredam keresahan emosional terkait lingkungan yang timbul dari konsumsi berita tentang kerusakan lingkungan akibat ulah manusia, seperti gunung sampah dan banjir. Pandawara memantik aksi lingkungan dan perasaan untuk melakukan kebaikan, hal ini dibuktikan dengan munculnya banyak kelompok lain di berbagai daerah yang mengikuti jejak Pandawara Group dari barat hingga timur Indonesia. Kelompok dari berbagai daerah ini disebut 'Local Heroes,' yang mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan dan semangat komunitas, mengangkat komunitas dan memperjuangkan berbagai sebab dengan penuh keikhlasan. Terdapat banyak 'Local Heroes' di Indonesia, antara lain 'Bumantara' dari Medan (Sumatra Utara), 'Pancawarabali' dari Denpasar (Bali), 'Juventud D Pniel' dari Manado (Sulawesi Utara), 'Superhero Kebersihan' dari Karawang (Jawa Barat), 'Ksatria Batam' dari Batam (Kepulauan Riau), dan masih banyak lagi dari berbagai daerah lainnya.
Keberhasilan Pandawara tidak hanya diukur dari penghargaan yang didapatkan dan sungai yang berhasil mereka bersihkan, tetapi juga dari dampak yang dibuat oleh lima orang hebat yang berada di dalamnya. Kegiatan menjaga alam dan menebar kebaikan menjadi inspirasi penuh aksi Pandawara, yang membuat banyak masyarakat mengikuti jejak mereka. Menjadi contoh positif melalui berbagai konten kampanye yang dibuat mendukung keberhasilan Pandawara. Dengan adanya program keberlanjutan dari aksi yang dilakukan Pandawara menjadi tolak ukur keberhasilan mereka. Sosial media menjadi wadah berkembangnya Pandawara dalam menebarkan kebaikan, dan ini membuat sosial media sangat penting karena memberikan dampak besar. Sosial media memudahkan Pandawara dalam menyebarkan informasi, edukasi, aktivisme, dan kampanye sosial mengenai lingkungan. Dalam kehidupan modern saat ini, sosial media memiliki peranan penting dengan menawarkan berbagai manfaat seperti komunikasi, edukasi, dan dukungan sosial. Memahami dan memanfaatkan potensi sosial media secara baik dan efektif dapat membantu mencapai tujuan dengan lebih baik dan berkontribusi positif pada masyarakat.