Mohon tunggu...
Novi Kholifatul Mustaqfiroh
Novi Kholifatul Mustaqfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

be yourself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kewarganegaraan Versi Kami

1 Juni 2022   20:06 Diperbarui: 1 Juni 2022   20:11 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa yang terlintas di benak anda jika membahas tentang mata kuliah Kewarganegaraan? Kebanyakan mengira bahwa mata kuliah kewaarganegaraan membahas mengenai negara, politik, masalah masalah dengan kategori yang besar jangkauannya. Ya, taggapan itu memanglah benar. Namun terdapat sedikit pebedaan dengan proses belajar mata kuliah kewarganegaraan di prodi saya. Di mata kuliah ini kita diajarkan untuk paham dan sadar dengan kondisi lingkungan sekitar kita, Menurut saya inilah kewarganegaraan yang sebenarnya, tekadang kita terlalu memahami hal hal yang jauh dari kita sampai lupa dengan lingkungan yang ada di sekitar kita.

Kewarganegaraaan semester 2 ini diajarkan untuk memahami lingkungan sekitar kita, dengan metode wawancara dapat melatih kita banyak hal, mulai dari keberanian, kemampuan berbicara, melatih attitude kita kepada orang lain dan masih banyak lagi.

Mari sedikit flash back materi kewarganegaraan di semester ini, ada 9 hal yang dibahas pada semester ini mulai dari teman, kedua orang tua, agama selain agama islam, kegiatan menyambut bulan Ramadhan, lanjut mengenai politik yaitu materi mengenai bawaslu, kemudian mempelajari bagaimana kisah hidup orang yang kurang mampu, yang terahir flash back ke masa kecil yaitu masa mengaji (sowan ke guru ngaji) bagaimana kisah hidupnya beliau dll.

Yang pertama mengenai teman, nah saya berkesempatan wawancara dan menggali informasi mengenai si faza, anak Kalimantan yang cantik dan suka rantau. Dari ceritanya banyak sekali pengalaman berharga yang dapat dibagikan. Dia kecil bertubuh mungil tapi sudah berani kemana mana sendiri sejak masa smp. Menariknya lagi ketika dia di jawa tepatnya di pondok Jombang berbeda kota dengan keluarga nya.

Belajar dari si Faza bahwa dengan kita beraani untuk menjelajahi sisi yang ada di bumi ini akan banyak sekali pengalaman hidup yang akan didapatkan. Dengan meninggalkan sifat kekanak kanakan akan dapat melatih jiwa mandiri kita. Mencari pengalaman yang sebanyak banyaknya kalau dalam sebuah tulisan tak kenal tanda titik.

Lanjut mengenai kedua orang tua baik ibu maupun ayah. Walaupun kita sudah bersama sejak lahir kalau kita ngga tanya tanya mengenai kehidupannya dahulu kita ngga akan tau yakan?

Perbedaanlah yang membuat menarik dari kisah kisah beliau semasa dahulu. Zaman dimana belum banyak kendaraan bermotor, Bermain dengan teman sebaya, berjuang mencari pundi pundi rupiah. Dan satu lagi hal yang tak kan terlupakan semangat beliau beliaulah yang dapat menjadikan kami (anak -- anaknya) merasakan kehidupan yang senyaman ini.

Banyak Pendidikan kehidupan yang diajarkan kepada kami, dan mata kuliah inilah sebagai perantara untuk menggali kisah kisah kehidupan beliau. Walaupun kami tinggal satu rumah kami jarang menanyakan kisah kisah masalalu mereka. Dan tanpa disadari mereka menurt saya Gudang pengalaman yang terkemas dengan rapi tanpa banyak yang mengetauhi.

Materi selanjutnya wawancara ke pemuka agama selain non islam. Karena di daerah saya Kertosono terdapat Gereja dan Klenteng saya berinisiatif wawancara kesana.

Wawancara yang pertama ke agama Kristen advent Nah dari pengalaman inilah saya juga baru tau kalau ada ajaran agama Kristen yang melarang umatnya untuk memakan babi. Tanpa wawancara mungkin saya tidak akan mengerti ada larangan yang seperti ini. Walaupun banyak kendala namun informasi yang didapatkan termasuk menarik dan sebuah informasi yang baru. Mungkin banyak yang baru tahu juga kalau di agama ini juga tidak merayakan hari raya natal.

Kemudian pertemuan berikutnya saya melakukan wawancara di sebuah klenteng yang dekat dengan rumah saya,karena di kabupaten Nganjuk hanya terdapat 2 klenteng, Kami memilih klenteng Poo San Sie yang berada di Kertosono. Ketika kami berkunjung ke sana ternyata pada saat itu tutup, kemudian di hampiri oleh seorang laki laki yang ternyata penjaga klenteng tersebut kemudian diberitau untuk membuat janji dengan pemilik / pengurus klenteng tersebut. Bapak pengurus tersebut sangat baik,sopan dan menjelaskan dengan detail seperti tidak membedakan agama. Karena pada saat saya dan teman saya  kesana terdapat acara sembahyang otomatis makan makan. Beliau membelikan makanan untuk kami, karena mencari yang halal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun